Kamis 31 Mar 2011 21:25 WIB

Komentar Para Penerima Anugerah Tokoh Perubahan

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,Asma Nadia: Saya termasuk yang saya merasa pertolongan allah dari ibu. Buku itu rasanya mewah betul, saya ingin sebagai penulis, harga buku kena pajak, pengarang kena pajak, kertas kena pajak. Dari 31 rumah baca dhuafa, yang ke-32 berdiri di Madura. Saya inginnya di setiap rumah baca,ada pengajaran kreatifitas, bahasa inggris,sebagain besar berada di kantong-kantong gak punya.

Fadzlan Garamatan: Assalamualaikum wr wb. Pertama,ketika saya dibesarkan ayah ibu yang jadi guru ngaji di kabupaten Fak Fak pakai perahu hanya untuk mengajar ngaji. Sejak saya dari Makassar, saya harus jadi pegawai Nabi Muhammad SAW. Seminggu kita baru sampai di pedalaman, ketika kami bertemu saudara kami, melihat mandi dilumuri minyak babi, ibu menyusui babi, kami terjun untuk melakukan apa-apa di Papua.

Joko Widodo: Lima tahun lalu waktu Kepala Satpol PP saya datang ke ruangan saya meminta tambahan pentungan 600,minta tambahan tameng 600. Saya sampaikan, Bapak ini mau gebuki rakyat atau mengayomi rakyat, tolong tameng kumpulkan di gudang, kunci, jangan gunakan lagi. Kami lakukan pendekatan persuasif, undang makan siang, makan malam, tahu kebutuhan mereka apa, kekhawatiran apa, cari solusi. Satpol PP di daerah lain kumis tebal, di Solo Kepala Satpol PP perempuan. Kalau di tempat lain yang diangkat mall, pasar tradisional kami bangun. Dalam lima tahun kami bangun 15 pasar tradisional. Saya gemes jengkel mall ada hadiah motor. Saya ingin beri hadiah mobil di pasar, tapi payung hukumnya tidak ada.

Jusuf Kalla: Tentu mimpi kita semua bagaimana membawa bangsa negeri kita lebih baik, dan lebih cepat tentunya. Tentu saya terima kasih, selamat untuk Republika, penghargaan ini untuk teman-teman di Palang Merah, saya merasa biasa saja bekerja, tapi mendapat penghargaan. Di Palang Merah bekerja kemanusiaan itu ibadah, bedanya lebih cepat lebih baik itu. Mengatasi bencana ada batas waktu, lebih agresif, bagaimana kurangi penderitaan orang, kurangi penderitaan itu.

Soelaiman Budi: Sampai saya tidak ingat inovasi apa yang sudah diperbuat. Tugas saya, agar bangsa ini beradab, dengan menciptakan kemakmuran, terlaksana apa yang menjadi rencana. Tidak ada kerusuhan.

M Zainul Majdi: Wallahu'alam kenapa saya dipilih menjadi tokoh-tokoj perubahan karena sudah seperti itu, syukur kepada Allah, terima kasih kepada Republika, ini motivasi agar berkhidmat lebih baik dan menyemangati rakyat NTB, walaupun rasio APBN NTB paling rendah. Sebenarnya, yang ikhtiar itu masyarakat NTB, saya hanya datang menyapa, memotivasi. Tadi ditanya soal tambang, kalau merujuk PT Newmot, ini mengikhtiarkan agar beri manfaat berkelanjutan bagi masyarakat NTB, kami bangun komunikasi dengan pemerintah pusat dan elemen yang ada. Kami optimis di ntb walaupun ada tambang besar tapi tata ruang jelas, ada zonasi tidak.

Zulkifli Hasan: Saya melakukan tugas biasa saja, tapi malam hari ini dapat penghargaan dari Republika membuat saya deg-degan, dulu kalau salah-salah dikit boleh, dengan penghargaan ini tidak boleh salah lagi. Dulu Kementerian Kehutanan mengeluarkan izin tebang pohon, sekarang tidak boleh ada izin tebang pohon lagi, yang baru ya, yang lama masih. Kedua, setelah satu bulan, saya tugas ke Kalbar ketemu saudara kita orang Dayak tak punya lahan sehektar pun, tapi perusahaan punya lahan besar, harus seimbang, kalau satu korporat, satu rakyat. Sekarang 16.000 hektar lahan untuk rakyat dikelola. Kita kembangkan industri kayu tak dari hutan alam, tapi hutan tanaman. Kita tidak beri izin tebang pohon tapi tanam pohon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement