REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kejahatan perbankan hampir bisa dipastikan melibatkan orang dalam. Tidak ada satu pun bank yang aman dari celah kejahatan perbankan, termasuk bank Pemerintah.
"Kecenderungannya, dalam kasus semacam ini (Citibank, red) dan terbukti dalam banyak kasus, ada keterlibatan orang dalam (bank),'' kata Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika, Rabu (30/3).
Menurut dia, potensi keterlibatan orang dalam besar. Karena, ujar dia, sulit menembus sistem perbankan jika benar pembobolan dana hanya dilakukan oleh orang di luar pegawai bank bersangkutan.
Ahmad mengatakan tidak bisa disebutkan klasifikasi bank apa yang lebih rentan dibandingkan bank lain untuk mengalami pembobolan dana. "Semua tergantung seperti apa prosedur dan sistem perbankan dijalankan," ujar dia. Dan sebagai catatan, tambah dia, semua jenis bank pernah mengalami pembobolan.
Menurut Ahmad, peluang membobol bank memang masih terbuka lebar. "Sistem perbankan kita sampai dengan hari ini belum bisa mengatasi celah moral hazard," tegas dia.
Tak terendusnya kabar pembobolan perbankan, menurut Ahmad, karena bisnis bank adalah bisnis kepercayaan. Jika sampai persoalan ini muncul di media massa, dikhawatirkan akan berdampak pada bisnis bank tersebut. "Dalam beberapa kasus, bank cenderung menyembunyikan jika ada kasus," ujar dia.