REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mengingatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam mengelola krisis pangan dan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diramalkan akan terjadi. Untuk krisis BBM, JK mengingatkan agar SBY cerdas dalam mengelola sumber daya yang tidak dapat diperbaharui tersebut.
Pasalnya, ungkap JK, krisis di Timur Tengah terjadi karena urusan BBM. "Berdasarkan pengalaman semua negara, pangan dan BBM jauh lebih berbahaya dibanding masalah-masalah politik. Pak Harto jatuh karena pangan dan BBM. Mesir dan Tunis juga karena BBM," ungkap JK di Jakarta, Rabu (30/3).
JK mengaku BBM merupakan pilihan yang dilematis. Menurutnya, pemerintah mau-tidak mau memang harus menuruti situasi yang terjadi di dunia luar. Namun, JK mengungkapkan kenaikan BBM seharusnya bisa diatur dengan lebih sederhana. "Kalau tidak mau dinaikkan ya tambah subsidi. Kalau tidak, kurangi yang lain. Itu saja pilihannya,"ujar JK.
Untuk masalah pangan, JK mengaku prihatin karena Indonesia tidak bisa swasembada beras seperti yang terjadi pada 2008-2009. Saat ini, ungkap JK, Indonesia malah menjadi negara pengimpor dengan nilai dua juta ton.
Padahal, JK mengungkapkan penyelesaian untuk bisa menjadi swasembada beras sebenarnya sederhana. "Enam bulan dikerjain langsung swasembada dua tahun," jelas JK.
JK pun memberi solusi. Menurutnya, pemerintah harus mengatur waktu yang tepat untuk penyiapan bibit dan pupuk dengan baik. Akan tetapi, JK mengungkapkan beberapa menteri tidak berani mengatur dua unsur penting dalam pangan itu.