REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Sebagai tuan rumah sidang keenam Inter Governmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage UNESCO (IGC-ICH UNESCO) posisi Indonesia semakin penting.
Indonesia menjadi tim penilai UNESCO yang akan menilai usulan nominasi mata budaya takbenda dari 142 negara anggota untuk disertifikasi.
IGC-ICH Unesco adalah Komite Antar-Pemerintah tentang Perlindungan Warisan Budaya Takbenda UNESCO yang akan berlangsung di Bali pada November 2011.
Menurut Menbudpar Jero Wacik selain sebagai tuan rumah Inter Governmental Committee dan ketua penyelenggara, Indonesia menjadi anggota komite subsidiary body dan consultative body, "Sehingga dalam sidang Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Bali mendatang saya juga akan ikut mengetuk palu dalam menentukan mata budaya mana yang diakui secara internasional oleh UNESCO," kata Menbudpar.
Indonesia telah mendaftarkan beberapa mata budaya ke UNESCO antara lain The Cultural Landscape of Bali Province (Pura Taman Ayun, Situs-situs DAS Pakerisan, dan Sawah Terasering Jatiluwih) dan tari Saman Aceh yang oleh UNESCO telah ditetapkan dalam kategori Daftar Perlindungan Mendesak (Urgent Safeguarding List) dan tinggal menunggu keputusan sidang UNESCO di Bali pada November 2011.