Kamis 26 Dec 2019 18:16 WIB

Polisi Evakuasi Bangkai Bus Sriwijaya dari Sungai Lematang

Sebanyak 35 orang penumpang bus Sriwijaya meninggal dalam kecelakaan.

Petugas gabungan dari SAR Pagaralam, TNI, Polri, BPBD dan Tagana melakukan evakuasi korban kecelakaan Bus Sriwijaya dengan rute Bengkulu - Palembang yang masuk jurang di Liku Lematang, Prahu Dipo, Dempo Selatan, Pagaralam, Sumatera Selatan, Selasa (24/12/2019).
Foto: Antara/Dok Basarnas Palembang
Petugas gabungan dari SAR Pagaralam, TNI, Polri, BPBD dan Tagana melakukan evakuasi korban kecelakaan Bus Sriwijaya dengan rute Bengkulu - Palembang yang masuk jurang di Liku Lematang, Prahu Dipo, Dempo Selatan, Pagaralam, Sumatera Selatan, Selasa (24/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kepolisian bekerja sama dengan Basarnas mengevakuasi bangkai Bus Sriwijaya yang terjun masuk ke Sungai Lematang di Pagaralam, Sumatera Selatan, Kamis (26/12), untuk kepentingan penyelidikan. Kapolres Pagaralam AKBP Dolly Gumara mengatakan evakuasi bangkai bus itu hanya mengambil bagian tertentu terkait kebutuhan data penyelidikan atas kecelakaan yang merenggut nyawa 35 orang, dan korban selamat 13 orang itu pada Senin (23/12) malam lalu.

“Tak seluruh bangkai bus akan dievakuasi ke permukaan, hanya bagian-bagian tertentu untuk kepentingan investigasi. Ini juga terkait dengan keterbatasan peralatan,” kata dia lagi.

Baca Juga

Ia mengatakan evakuasi ini dilakukan sejak pagi oleh tim gabungan dari Basarnas dan Ditlantas Polda Sumsel. Dalam kegiatan itu juga dipastikan apakah masih ada korban yang terjebak di dalam bus tersebut, katanya pula.

"Sampai hari ini data korban meninggal dunia ada 35 orang, dan jasad sudah sudah dibawa oleh keluarga masing-masing," kata Dolly.

 

Sebelumnya, Bus Sriwijaya jurusan Bengkulu-Palembang terjun ke sungai di Liku Lematang, Desa Perahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, Senin (23/12), sekitar pukul 23.15 WIB.

Bus Sriwijaya itu diduga tidak dapat menaiki tanjakan tajam, sehingga mundur menabrak beton pembatas. Bus kemudian terjun masuk ke jurang setinggi 8 meter.

Atas kejadian ini, kepolisian setempat menggelar razia setidaknya tiga kali dalam satu hari untuk memeriksa kendaraan (bus) yang akan melintas jalur ekstrem tersebut. "Sasaran kami bus-bus tua yang kondisi sudah tidak layak jalan. Jika kedapatan ada yang tidak layak, langsung kami kandangkan,” kata dia lagi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement