Selasa 22 Mar 2011 21:28 WIB

Hentikan Serangan Koalisi Amerika ke Libya

Rep: Palupi Annisa Auliani/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Serangan koalisi internasional di bawah pimpinan Amerika ke Libya,ternyata mengundang reaksi beragam dari politisi Indonesia. Selain kecaman, masyarakat pun diminta memahami geopolitik di balik aksi sok heroik Amerika dan kawan-kawan. Isu kemanusiaan memanfaatkan momentum kemarahan rakyat Libya kepada Qadafi dituding hanya ‘topeng’ kepentingan penguasaan sumber minyak dunia.

“Resolusi PBB yang dikeluarkan 17 Maret 2011 seharusnya dilakuan bertahap sebatas larangan terbang bagi pesawat Libya,’’ kecam anggota Komisi I DPR dari FPKS, Yoyoh Yusroh, Selasa (22/3). Bombardir seperti yang sudah berlangsung tiga hari terakhir, menurut dia hanya akan menelan korban rakyat sipil.

Operation Odyssey Dawn yang menjadi label serangan koalisi kali ini, menurut Yoyoh adalah kesepakatan pertemuan darurat 22 pemimpin negara untuk mendesak Libya mematuhi resolusi dewan keamanan PBB. Kesepakatan inilah yang mengizinkan ditempuhnya segala langkah demi tujuan tersebut.

Yoyoh menyerukan koalisi internasional harus tetap mengedepankan perlindungan terhadap rakyat sipil. Dan yang terpenting, harus bisa dipastikan dan ada jaminan pasukan sekutu tidak bercokol di Libya jika misinya tercapai. “Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak pihak asing sedang berebut lahan minyak di sana,” ujar dia.

Jangan sampai, tambah Yoyoh, kondisi Libya mengulang situasi Irak. “(Yaitu) seolah menata demokrasi bisa dipaksakan dengan kekerasan senjata,’’ sebut dia. Rakyat Libya yang justru harus didorong untuk bisa menentukan masa depannya secara demokratis, dengan kondisi kondusif yang damai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement