REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Revolusi yang terjadi di negara Arab lahir dari soliditas yang dihadirkan di jejaring sosial, yang menyerbak menjadi gerakan sosial. Terkait ini, Badan Intelijen Negaran (BIN) memiliki keinginan untuk memantau upaya subversif yang lahir melalui jejaring sosial.
Kepala BIN, Sutanto, mengatakan pihaknya akan melakukan pemantuan gerakan yang membahayakan dan mengancam keutuhan NKRI, yakni berupa teror dan subversif. Menurut dia, jika bentuk subversif dan teror itu berasal dari dunia maya, yakni melalui jejaring sosial, pihaknya akan berkoordinasi dengan Menkominfo. "Yang membahayakan apalagi yang arahnya teror dan subversif tentu kami pantau," tuturnya.
Nantinya, lanjut dia, data dari pelaku teror dan subversif itu akan diserahkan BIN kepada lembaga yang berwenang untuk menindaknya. "Kita serahkan ke Menkominfo. Biar menkominfo yang menentukan langkahnya. Bukan BIN yang mengambil langkah itu," tuturnya.
"Jejaring sosial itu untuk komunikasi masyarakat. Kalau dimanfaatkan oleh pihak tertentu akan kita pantau," tukasnya.