Selasa 22 Mar 2011 12:47 WIB

Hasyim Muzadi: Dua Kelompok Ekstrem di Indonesia Saling ‘Meledakkan’

Hasyim Muzadi
Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS), Hasyim Muzadi, mengatakan paket ‘bom Ulil’ merupakan akibat dari dua kelompok ekstrem di Indonesia yang saling ‘meledakkan’.

Ia mengatakan ada dua kelompok ektrem yang masuk ke Indonesia. “Dalam satu titik waktu, kedua kelompok ini akan saling meledakkan,” ujarnya dalam sebuah pernyataan, Selasa.

Kedua kelompok tersebut adalah ektrem keras kanan (tatorruf tasyadudi) dan ekstrem lunak/liberal yang pro-Barat (tatorruf tasahuli). “Ekstrem keras, sedikit-sedikit bilang ‘bunuh’, ‘serang’, ’kafir’, dsb. Di sisi lain, ekstrem sembrono/liberal yang suka bilang ‘Nabi Muhammad tidak maksum’ (terjaga dari kesalahan), ‘Alquran tidak sakral’, serta ‘banyak ayat-ayat Alquran yang expired sehingga perlu reformasi’, ‘Tuhan tidak perlu dibela’, ‘hak asasi di atas agama’, dsbnya,” ujar mantan ketua umum PBNU ini.

Ia mengatakan, dalam upaya saling ‘meledakkan’ tersebut, ekstrem keras menempuh cara antara lain mengirim ‘bom Ulil’. Sementara kelompok liberal akan menyerang dengan wacana ‘kebebasan tanpa bentuk’ atau mendorong kekuatan kekuasaan melakukan represi. “Kalau sudah meledak seperti sekarang ini, artinya akan berbuntut panjang yang memerlukan kewaspadaan nasional karena kedua visi itu telah merambah kemana mana. Penangannya harus komprehensif dan cermat karena sifatnya yang global.”

“Liberalisasi agama sebenarnya bersatu tubuh dengan liberalisasi politik dan ekonomi dalam menggerakkan dan mempengaruhi negara berkembang. Jadi jangan heran kalau JIL (Jaringan Islam Liberal) membela ahmadiyah, misalnya, karena ahmadiyah mengubah teks Alquran dan JIL tidak keberatan atas nama kebebasan,” lanjutnya.

Ia mengatakan sejak awal mengingatkan kepada kaum Muslimin Indonesia agar jangan ikut-ikutan terpengaruh ke dalam salah satu kelompok, apalagi masuk ke kelompok ekstrem agama .

“Baik ektrem keras maupun ektrem sembrono hakekatnya adalah gerakan global, bukan interinsik domestik indonesia, namun menggunakan indonesia sebagai lahan konflik. Sesungguhnya yang murni Indonesia adalah bukan keras bukan sembrono, tapi moderat.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement