REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Koneksi jaringan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat terputus beberapa menit, pada pukul 10.15 WIB. Putusnya jaringan, tentu saja menganggu sistem perdagangan saham di BEI.
Direktur IT BEI, Adhikin Basirun di Jakarta, Senin mengatakan kejadian tersebut tidak terlalu berdampak signifikan pada anggota bursa (AB). "Hanya beberapa AB saja yang sistem perdagangannya terputus. Gangguan jaringan Arthatel yang disewa AB untuk koneksi ke BEI terputus beberapa menit, setelah itu normal kembali.
Pihak BEI sedang melakukan identifikasi siapa saja yang terkena dampak karena tidak semua terkena," ujarnya ketika dikonfirmasi.
Untuk menghindari hilangnya data perdagangan dan potensi kerugian investor saat sistem perdagangan terputus, pihak BEI menghimbau, agar AB memiliki sistem jaringan lebih dari satu.
"BEI meminta kepada seluruh Anggota Bursa (AB) untuk memiliki back up atas koneksi jaringan perdagangan online untuk menghindari hal yang tak diinginkan," katanya.
Secara terpisah, pelaku pasar dari Millenium Danatama Securities, Ahmad Riyadi menambahkan, terputusnya sistem jaringan perdagangan saham online tidak berdampak signifikan tehadap investor.
"Memang sempat terputus dan beberapa menit kemudian jalan kembali, namun tidak berdampak signifikan disebabkan kondisi perdagangan yang saat ini masih kurang ramai, dan diprediksi tidak ada 'potential lost'," katanya.
Ia mengharapkan, provider jaringan sistem perdagangan saham di BEI harus lebih waspada terhadap kejadian ini untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. "Seiring berkembangnya teknologi, ke depan perdagangan saham online akan semakin ramai, dan penyedia jaringan harus dapat menjamin kestabilan sistemnya," katanya.
Bursa Efek Indonesia (BEI), kata Adhikin, megalokasikan dana sebesar Rp105 miliar untuk keperluan Informasi dan Teknologi (IT). "Bahkan BEI telah menyiapkan standar Standard Operational Procedure (SOP) terhadap sistem IT yang dimiliki di antaranya membuat cadangan pada semua sistem dan alat-alat TI BEI," katanya.