REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Rencana pembangunan strategis Kementerian Pekerjaan Umum (PU) 2012 menitikberatkan pembangunan insfrastruktur terkait dengan perubahan iklim global, sebagai upaya mengurangi emisi gas rumah kaca.
Upaya tersebut sekaligus mengurangi resiko dampak dan tanggap penanganan pascabencana, kata Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Kementerian PU Ir Taufik Wijoyono di Sanur, Bali, Jumat.
Ia yang bertindak sebagai ketua panitia konsultasi regional Kementerian Pekerjaan Umum (PU) 2011 untuk wilayah Indonesia Timur yang melibatkan 17 provinsi di Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Papua, Nusa Tenggara Barat dan Timur serta Bali sebagai tuan rumah itu, menambahkan, semua pengembangan insfrastruktur berbasis gender.
Pada sisi lain upaya tersebut mampu mendukung pengembangan ekonomi kreatif, pembangunan kawasan agropolitan dan minapolitan di seluruh pemkab/pemkot dan provinsi di Tanah Air.
Hal lain yang tidak kalah penting menurut Taufik Wijoyono, adalah mempercepat penyelesaian peraturan daerah (perda) penataan ruang dan mempercepat pembangunan kawasan tertinggal, terutama di Papua.
Program pembangunan 2012 tetap harus memperhatikan prinsip realitas, yakni memprioritaskan untuk pekerjaan lanjutan yang mampu memberikan dampak maksimal bagi kehidupan masyarakat, daerah dan nasional.
Taufik Wijoyono menambahkan, kegiatan lanjutan itu juga diharapkan mampu memfungsikan insfrastruktur, tanpa melupakan penanganan kegiatan pemeliharaan, rehabilitasi dan preservasi.
Perawatan pascakonstruksi itu sangat penting untuk memberikan manfaat yang maksimal dari investasi yang ditanamkan sebelumnya.
Konsultasi regional Kementerian Pekerjaan Umum (PU) 2011 itu juga membahas penajaman, penyesuaian prioritas 2012 sesuai instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Penajaman program tersebut menyangkut upaya mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi nasional dengan membangun pusat-pusat pertumbuhan di setiap koridor dengan mengembangkan kawasan ekonomi khusus, tutur Ir Taufik Wijoyono.