REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menentang keras semua kebijakan impor pangan, terutama beras dan gula. Kebijakan impor tersebut dinilainya menyengsarakan rakyat dan menjadikan bangsa ini amat tergantung kepada pihak asing.
"Stop impor, mari kita Berdikari dan hidup bergotong-royong dengan kemampuan sendiri," tandas Megawati ketika menyampaikan Pidato Politik pada acara pembentukan 'Cabang Pelopor' di lapangan desa Jamba'an, kecamatan Bayat, kabupaten Klaten, Jateng, Kamis (17/3).
Di hadapan sekitar 25 ribu kader PDI Perjuangan (PDI-P) se-Indonesia, Megawati dengan lantang menegaskan bahwa kebijakan impor beras dan gula benar-benar tidak menghargai keringat serta perjuangan kaum tani Indonesia. Pada gilirannya, kebijakan impor itu mematikan usaha tani Indonesia dan semakin memiskinkan rakyat.
Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan, Ahmad Basarah, mengingatkan bahwa pemerintah seharusnya mengacu kepada konstitusi bahwa negara mengatur hal-hal menyangkut hayat hidup orang banyak. "Menyerahkan (nasib rakyat banyak, yakni kaum petani) kepada impor merupakan tindakan tidak bertanggungjawab," tandas Sekjen PP Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ini.
Karena itu, Ahmad yang juga Anggota Komisi III DPR RI itu mendesak pemerintah mencabut kebijakan impor beras dan gula. Sebab, kebijakan tersebut hanya menguntungkan kaum kapitalis birokrat.