REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Istana membantah penundaan rencana komunikasi telepon antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Amerika Serikat Barrack Husein Obama, tekait dengan pemberitaan dua media Australia yang menyebut Presiden Yudhoyono telah menyalahgunakan kekuasaan.
Juru Bicara Presiden, Julian Pasha menyatakan bahwa merupakan hal biasa jika agenda pembicaraan kedua kepala negara itu mengalami penundaan. "Saya kira penjadwalan komunikasi per telepon yang dilakukan bapak Presiden dengan kepala negara (lain) adalah hal biasa dan memang kadang-kadang itu terjadi," kata Julian di Kantor Presiden, Selasa (15/3).
Julian belum bisa memastikan kapan ada rencana pembiacaraan ulang antara Presden SBY dan Obama akan dilakukan. Meskipun demikian, Ia memastikan akan selalu ada kontak telepon langsung antar kepala negara.
Julian juga tak mau memberikan komentar banyak soal pembatalan itu dan keterkaitaannya dengan data Wikileaks. "Silahkan tanya mereka," ujarnya. Selain itu, Julian tidak menjawab pasti siapa yang berinisiatif membatalkan komunikasi telepon itu.
Sebelumnya, Sydney Morning Herald (SMH), salah satu harian Australia yang membocorkan dokumen WikiLeaks, Selasa, 15 Maret 2011, mengutip informasi dari salah seorang pejabat Gedung Putih yang tak disebutkan namanya. Menurut sumber SMH, Obama dijadwalkan menelepon SBY pada Jumat, 11 Maret 2011, sebelum bocoran WikiLeaks diberitakan di headline SMH dan The Age. Namun dibatalkan, ditengarai karena adanya pemberitaan dari kedua harian itu. Tetapi Julian juga enggan menanggapi hal itu.