Rabu 02 Mar 2011 15:45 WIB

'Perkuat Intelijen, Bukan Bentuk Detasemen Anti-Anarkisme'

Rep: Rosyid Nurul Hakim/ Red: Djibril Muhammad
ilustrasi
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Fahri Hamzah, menilai pembentukan Detasemen Anti Anarkisme yang digagar Mabes Polri tidak diperlukan. Kepolisian seharusnya lebih memperkuat sisi intelejennya.

"Jangan kayak sekarang. Ada kejadian yang sudah diketahui empat hari sebelumnya, tapi kontra intelejennya tidak

dilakukan," kata Fahri saat dihubungi Republika, Rabu (02/03).

Hal itulah, lanjut dia, yang terjadi di Cikeusik, Pandeglang, Banten beberapa waktu yang lalu, dimana warga Ahmadiyah diserang. Jadi, Semua sudah terlanjur rusak.

Lebih lanjut Fahri mengatakan jika detasemen ini benar-benar akan dibentuk. Dia khawatir justru kepolisian akan membentuk detasemen-detasemen yang lain.

"Nanti ikut-ikutan semua. Ada detasemn penggusuran, karena penggusuran itu penyebab dari kerusuhan. Nanti ada lagi detasemen kampus, karena sering ada perkelahian di kampus," ujarnya.

Menurutnya, anarkisme yang terjadi di masyarakat itu sebenarnya karena kerja intelejen kepolisian yang tidak benar dan tidak disiplin. "Kalau intelejen kuat, sehingga kemudian ada tindakan yang  berpotensi anarki dan mengganggu kepentingan publik ada langkah kontra intelejan, di redam lebih dulu," kata Fahri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement