REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan, pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait masa depan koalisi merupakan peringatan yang keras. Hal itu menunjukkan bahwa koalisi tidak hanya di kabinet saja, tapi juga harus berlangsung di parlemen.
"Saya kira itu peringatan keras, itu sangat jelas, clear and clean," kata Marzuki di Gedung DPR, Selasa (1/3). Marzuki menyampaikan hal itu beberapa saat setelah Presiden menyampaikan pernyataan soal koalisi di Kantor Presiden pada Selasa (1/3) petang ini.
Marzuki menegaskan, pernyataan Presiden itu untuk menegaskan bahwa koalisi itu juga harus dibangun di parlemen, tidak hanya di parlemen saja. Seperti diketahui, PKS dan Partai Golkar yang merupakan anggota koalisi memiliki sikap berbeda dalam Hak Angket Pajak.
Bagaimana jika partai yang bersangkutan tidak merasa mendapat peringatan? "Itu kan soal rasa, kalau rasa terserah lah, misalnya apel ada yang merasa pahit dan manis," kata Marzuki sambil tertawa. Dia mengaku belum tahu tindak lanjut dari pernyataan Presiden itu.
"Tunggulah dalam beberapa hari, kan masih ada komunikasi-komunikasi," katanya. Artinya, Marzuki belum bisa memastikan apakah pernyataan Presiden ini akan diikuti dengan reshuffle atau tidak. Namun, peringatan Presiden itu sudah sangat keras.