REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP - Penyidik Polres Sumenep, Madura, Jawa Timur, masih kesulitan mengungkap kasus penganiayaan berdalih isu santet dan menyebabkan warga Kecamatan Dasuk, Alwan, tewas pada Senin (21/2) malam. "Salah satu kendala yang menyebabkan kami kesulitan mengungkap kasus tersebut, adalah minimnya saksi," kata Kapolres Sumenep AKBP Susanto, Selasa (22/2).
Alwan ditemukan tewas dengan luka bacok di sekujur tubuh di bawah pohon jambu mente di sebelah barat rumahnya pada Senin malam. "Informasi di lapangan, ketika peristiwa itu terjadi, korban bersama anaknya yang masih kelas II sekolah dasar (SD). Saksinya hanya anak kecil, dan itu membuat kami riskan untuk memeriksa anak tersebut sebagai saksi," paparnya.
Ia mengatakan, anggotanya di lapangan masih terus menggali bahan keterangan guna mengungkap kasus tersebut. "Informasi di lapangan, kasus penganiayaan yang menyebabkan korban tewas itu memang dikaitkan dengan isu santet, dan hal ini juga sedang didalami oleh kami," ujarnya, mengungkapkan.
Sesuai pengalaman sebelumnya, kata dia, penanganan kasus penganiayaan hingga korban tewas yang dilatarbelakangi isu santet, sangat kesulitan mencari saksi. "Kalau terkait dengan isu santet, warga di sekitar tempat kejadian perkara biasanya 'menutup diri' alias tidak memberikan keterangan apa pun kepada kami. Warga biasanya langsung menyatakan tidak tahu atas peristiwa tersebut," ucapnya, menuturkan.
Ia juga mengemukakan, sejak menjabat sebagai Kapolres Sumenep pada awal November 2010, terdapat tiga kasus penganiayaan hingga korban tewas dengan latar belakang isu santet yang sedang ditanganinya. "Hingga sekarang, kami memang masih kesulitan untuk mengungkap tiga kasus tersebut. Namun, kami akan berusaha maksimal supaya tiga kasus ini segera terungkap," kata Kapolres Susanto, menegaskan.