REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, tidak ada pencurian data selama kunjungan kerja tim utusan khusus Presiden RI ke Korea Selatan pada 15-17 Februari 2011. Hal itu disampaikan Hatta dalam keterangan pers di sela-sela rapat kerja pemerintah di Istana Bogor, Senin sore, menanggapi pemberitaan mengenai dicurinya data militer RI saat rombongan utusan khusus berada di sebuah hotel di Korea Selatan.
"Kunjungan itu dalam rangka kerja sama ekonomi, tidak ada tentang laporan kehilangan dan laptop yang dicuri menyangkut data militer. Kementerian pertahanan sudah membantah dan kami terus berkomunikasi dengan Duta Besar RI di Korea Selatan," kata Hatta.
Hatta yang menjadi pimpinan tim utusan khusus menjelaskan, kejadian sebenarnya adalah saat Kepala Sub Direktorat Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian, Rojih Al Mansyur menemukan ada tiga orang yang tidak dikenal masuk ke dalam kamar 2061 yang dia tempati dan mengambil laptop tanpa izin.
Hatta memaparkan, Rojih kemudian melaporkan hal tersebut kepada petugas hotel untuk kemudian melakukan klarifikasi sekaligus melihat rekaman CCTV yang ada di koridor lantai tersebut. Ternyata, setelah dilakukan klarifikasi, ketiga orang itu salah memasuki kamar. Mereka diperintahkan untuk membawa laptop dari kamar 1961, namun entah mengapa mereka masuk ke kamar 2061.
"Setelah mengetahui hal tersebut, saudara Rojih Al Mansyur kemudian menandatangani pernyataan bahwa persoalan tersebut sudah selesai dan laptop kemudian dikembalikan. Kalau ada dugaan pengambilan data, laptop itu tidak ada bahan rahasia kecuali paparan yang sudah dibagikan ke peserta rapat dan tidak ada bukti isinya dicuri, dugaan adanya rahasia militer pun tidak ada," katanya.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yang mendampingi Hatta dalam keterangan pers mengatakan, dia termasuk dalam tim utusan tersebut dan melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan pihak Korea Selatan. "Kami hadir selain 'courtesy call' dengan Presiden Lee Myung Bak, juga melakukan pembicaraan draf rancangan pertahanan antara Korsel dan Indonesia jangka panjang dan menengah," kata Purnomo.
Senada dengan Hatta, Purnomo juga mengatakan tidak ada dokumen dan rahasia miiter yang bocor. Kamar yang dimasuki orang tidak dikenal itu bukan kamar tempat para menteri menginap. Melengkapi keterangan Hatta, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, materi yang ada di laptop pejabat dari kementeriannya itu merupakan materi presentasi saat ia melakukan pertemuan dengan sejumlah mitra dari Korea Selatan.
"Isi laptop itu adalah bahan presentasi bahkan ada materi yang di 'print out' dan dibagikan, jadi tidak ada sesuatu. Itu berisi semacam peta jalan pembangunan industri nasional hingga 2025, saya baru tahu masalah itu ketika sampai di Indonesia. Jadi tidak ada dokumen penting," katanya.
Usai keterangan pers, MS Hidayat bahkan menunjukkan materi presentasi yang ada di laptop dan kemudian dibagikan kepada wartawan. Presentasi pertama berjudul "Investment Opportunity of High Technology-based Industry In Indonesia". Sedangkan presentasi kedua berjudul "Development of Leading Industry Based on Technology in Indonesia". Kedua draf presentasi itu berkepala surat resmi Kementerian Perindustrian.