REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Anggota Fraksi Partai Golkar (FPG), Firman Subagyo, mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah melanggar visi misinya yang menyatakan pro-rakyat. Hal tersebut karena SBY tidak melindungi petani dengan menerapkan kebijakan impor beras.
"Soal ketahanan pangan, pemerintah malah membuat kebijakan yang tidak melindungi petani seperti impor beras. Ini sangat berbahaya. Ini bom waktu," kata Firman saat membacakan pernyataan politik FPG di gedung DPR Senayan Jakarta, Kamis (17/2).
Menurut Firman, kebijakan impor beras ini sangat merugikan petani karena akan membuat harga beras petani jatuh. Kebijakan impor beras ini akan menjadi bom waktu. "Ini kebijakan tidak pro-rakyat. Ini sudah tidak sama dengan visi dan misi Presiden SBY yang mengatakan akan pro-rakyat pro-job dan pro-pertumbuhan," katanya.
Ketika rakyat memilih capres, Firman menilai salah satu pertimbangannya adalah melihat visi misinya. Hal tersebut, kata Firman, akan selalu diingat oleh masyarakat. Karena itu, Firman mengingatkan pemerintah agar tidak menyepelekan persoalan ketahanan pangan.
Firman menjelaskan lengsernya Presiden Tunisia dan Presiden Mesir Hosni Mubarak juga dipicu oleh masalah krisis pangan. "Kalau pangan tak tersedia, itu akan terjadi kerawanan pangan. Kalau sudah kerawanan pangan, itu akan berakibat kerawanan politik yang bisa memunculkan gejolak ekonomi," kata Firman.