REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan bahwa pemerintah tidak akan gegabah menempuh kebijakan kenaikan harga minyak di dalam negeri (BBM) karena kebijakan seperti itu akan menimbulkan distorsi ekonomi.
"Jangan gegabah menaikkan itu (harga BBM) karena akan menimbulkan distorsi," kaya Hatta Rajasa di Jakarta, Senin.
Ia menyebutkan, distorsi itu antara lain berupa dampak inflasi yang besar dan kemungkinan sulit dikendalikan. "Kenaikan harga BBM akan mendorong kenaikan harga-harga kebutuhan pokok yang menyangkut hajat hidup orang kecil," katanya.
Menurut dia, terhadap rencana pembatasan konsumsi BBM bersubsidi mulai April 2011, Hatta mengatakan, ada studi yang dilakukan oleh UI, ITB, dan UGM, terhadap rencana pembatasan konsumsi BBM bersubsidi. "Studi ini penting sehingga nantinya dapat dihindari distorsi yang merugikan perekonomian nasional."
Hatta menyebutkan, BBM memiliki kontribusi besar terhadap inflasi dan komoditas itu menyangkut hajat hidup banyak orang. "Kita ingin subsidi yang tepat sasaran, tidak ada kebocoran, sehingga salah satu alternatifnya adalah dengan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi," katanya.
Ia menyebutkan, jika memang berdasarkan studi beberapa perguruan tinggi itu ternyata pembatasan BBM berdampak buruk, maka bisa saja kebijakan itu tidak dilaksanakan. "Jangan katakan pemerintah plin-plan, kita makhluk berpikir, semua untuk kebaikan kita," katanya.
Menteri ESDM rencananya akan mempresentasikan rencana pembatasan konsumsi BBM bersubsidi di DPR pada Maret nanti.
Menurut dia, skema pembatasan konsumsi BBM bersubsidi merupakan alternatif yang baik jika sejumlah kondisi terpenuhi seperti persiapan baik, bisa mencegah kebocoran dan tidak menimbulkan distorsi.