Rabu 09 Feb 2011 13:04 WIB

Presiden Serukan Kerukunan Umat Beragama

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: Djibril Muhammad
Presiden SBY
Presiden SBY

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan pentingnya kerukunan umat beragama dan harmoni sosial. Presiden menyatakan prihatin atas terjadinya kekerasan inter dan antarumat beragama di Indonesia. Di Indonesia tidak ada ruang untuk melakukan kekerasan, terutama kepada umat beragama lain.

"Perlu kesungguhan dan kebersamaan kita dalam menjaga harmoni sosial dan kerukunan umat beragama," kata Presiden dalam peringatan puncak Hari Pers Nasional di Aula El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (9/2). Menurut Presiden, jika kekerasan terhadap umat beragama ini terus berlangsung, maka Indonesia akan mengalami set back.

Presiden mengatakan, ketika dirinya masih menjabat sebagai Menko Polkam pernah juga bekerja dengan berbagai unsur pemerintah selama tiga tahun untuk memulihkan konflik komunal. "Terhadap apa yang baru saja terjadi di Banten dan Temanggung, setelah saya ikuti semua, saya berkesimpulan sesungguhnya kita bisa mencegah," kata Presiden. Menjaga kerukuran seharusnya tidak hanya di bibir saja, tapi di pikiran dan tindakan.

Presiden menambahkan, konflik tidak akan terjadi jika kepala daerah dari provinsi hingga kota mengetahui dan mencegah gejalanya. "Ingat di negeri ini tidak ada satu daerah pun yang tidak memiliki kepala daerahnya, aparat penegak hukumnya," ujar Presiden menegaskan.

Presiden juga meminta aparat keamanan cakap dalam menjalankan tugasnya. "Aksi kekerasan ini harus kita hentikan. Polisi dan panglima teritorial harus all out menjalankan tugas dengan cara yang dibenarkan hukum dan nilai demokrasi," ujar Presiden. Menurut Presiden, hukum mesti ditegakkan secara tegas.

"Satu orang pun harus dilindungi keamanannya, apa pun agamanya, kepercayaannya, sukunya, pandangan politiknya," ujar Presiden menegaskan. Kepada para tokoh agama, Presiden berpesan agar menjalankan amanah untuk membimbing umatnya agar tidak main hakim sendiri. Peran tokoh agama penting untuk mencegah aksi kekerasan.

Dalam kunjungan kerjanya di Kupang, Presiden meresmikan Gong Perdamaian Nusantara yang digagas Komite Perdamaian Dunia di Lapangan Nostalgia pada Selasa (8/2). Gong itu merupakan simbol perdamaian antaragama, kepercayaan, suku, dan ras di nusantara. Kupang menjadi lokasi penempatan Gong itu karena merupakan kota multietnis dan agama, namun tetap bisa menjaga kerukunan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement