REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan pentingnya kerukunan umat beragama dan harmoni sosial. Presiden menyatakan prihatin atas terjadinya kekerasan inter dan antarumat beragama di Indonesia. Di Indonesia tidak ruang untuk melakukan kekerasan, terutama kepada umat beragama lain.
"Perlu kesungguhan dan kebersamaan kita dalam menjaga harmoni sosial dan kerukunan umat beragama," kata Presiden dalam peringatan puncak Hari Pers Nasional di Aula El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (9/2). Menurut Presiden, jika kekerasan terhadap umat beragama ini terus berlangsung, maka Indonesia akan mengalami set back.
Presiden mengatakan, ketika dirinya masih menjabat sebagai Menko Polkam pernah juga bekerja dengan berbagai unsur pemerintah selama tiga tahun untuk memulihkan konflik komunal. "Terhadap apa yang baru saja terjadi di Banten dan Temanggung, setelah saya ikuti semua, saya berkesimpulan sesungguhnya kita bisa mencegah," kata Presiden. Menjaga kerukuran seharusnya tidak hanya di bibir saja, tapi di pikiran dan tindakan.
Presiden menambahkan, konflik tidak akan terjadi jika kepala daerah dari provinsi hingga kota mengetahui dan mencegah gejalanya. "Ingat di negeri ini tidak ada satu daerah pun yang tidak memiliki kepala daerah, aparat penegak hukum," ujar Presiden menegaskan.
Presiden juga meminta aparat keamanan cakap dalam menjalankan tugasnya. "Aksi kekerasan ini harus kita hentikan. Polisi dan panglima teritorial harus all out menjalankan tugas dengan cara yang dibenarkan hukum dan nilai demokrasi," ujar Presiden.
Menurut Presiden, hukum mesti ditegakkan secara tegas. "Satu orang pun harus dilindungi keamanannya, apa pun agamanya, kepercayaannya, sukunya, pandangan politiknya," ujar Presiden menegaskan.