REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/IDB) memberi dana sebesar 1,5 juta USD untuk warga miskin Palestina dan bekerja sama dengan Indonesia sebagai pelaksana penguatan kelembagaan (capacity building).
"Kerja sama ini tujuannya fokus kepada pembangunan kapasitas dan Indonesia menjadi pelaksananya untuk peningkatan sumberdaya daerah-daerah yang memang banyak pengungsi seperti Palestina," kata Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri di Jakarta, Senin malam.
Hal itu disampaikannya usai menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara WAFAA Capacity Building dengan IDB di gedung Kementerian Sosial (Kemensos). Pembiayaan itu menjadi pelopor bagi ketersediaan pendanaan yang digunakan untuk mengembangan kapasitas penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) karena modal usaha merupakan salah satu implementasi untuk mengoptimalkan kegiatan filantropi (kedermawanan sosial) Islam.
Filantropi Islam yang sudah dijalankan berupa zakat, waqaf, infaq, sedekah diharapkan mampu dioptimalkan melalui sentuhan manajerial yang profesional. Dalam hal ini, peran pemerintah menurut Menteri Sosial adalah mendorong seluruh komponen bangsa untuk terlibat dalam kegiatan pemberdayaan dengan memberikan suasana yang kondusif bagi munculnya sinergi dalam pemberian pelayanan sosial.
"Kami selaku wakil pemerintah menyambut baik inisiatif WAFAA dan IDB untuk mengoptimalkan filantropi Islam guna memberdayakan umat Islam," tambah Menteri Sosial. Presiden IDB, Ahmed Mohamed Ali mengatakan mengapresiasikan kerja sama tersebut sehingga dapat membantu warga Palestina yang saat ini tengah berjuang memperoleh kembali tanah airnya dan sebagian besar hidup dalam kemiskinan.