REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Komisi II DPR menanyakan soal latar belakang warga negara Amerika Serikat yang terlibat kasus Gayus Tambunan, John Jerome Grice, kepada Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutanto dalam Rapat Kerja di Komisi I DPR, Rabu (26/1). Sutanto juga ditanya soal pencegahan kebocoran rahasia intelijen seperti yang dilakukan Wikileaks.
Menurut anggota Komisi I dari FPAN, Teguh Juwarno, BIN masih menggunakan paradigma lama dalam melakukan tugas intelijen, yakni yang dianggap ancaman bagi negara itu hanya komunisme dan turunannya.
Padahal, ujar Teguh, kalau kita mengacu pada perkembangan paradigma global, ancaman sudah sedemikian luasnya. "Ini yang kita tidak lihat dalam highlight-nya BIN," ujar Teguh.
Pertanyaan Komisi I soal Jerome ini muncul menanggapi isu bahwa dia merupakan agen badan intelijen AS, CIA, seperti yang disebut Gayus.
Dalam kesempatan sama, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq membenarkan adanya pertanyaan soal Jerome dalam rapat tertutup dengan Kepala BIN ini. "Tapi memang ada pertanyaan soal itu, tapi Kepala BIN belum menjawab," kata Mahfudz.
Sutanto yang ditanya wartawan ketika keluar ruang sidang, enggan berkomentar.