REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI Nurhayati Ali Assegaf menyatakan, tidak tepat selalu menyalahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait berbagai hal karena ada menteri dan pejabat lain yang berwenang menangani tugas masing-masing. "Saya lihat apapun yang dikatakan Presiden selalu salah. Ini yang membuat saya bingung," katanya kepada pers di Gedung DPR/MPR Jakarta, Senin (24/1), menanggapi reaksi sebagian pihak terkait pernyataan Presiden menyangkut gajinya yang tidak pernah naik dalam tujuh tahun terakhir.
Anggota Komisi I DPR itu menyatakan prihatin dengan adanya pihak tertentu yang selalu menyalahkan apapun pernyataan Presiden. "Siapa yang pernah pikirkan gaji Presiden? Saya prihatin sekali dengan apa yang terjadi yang selalu menyalahkan Presiden," katanya.
Dia mengajak publik untuk lebih mencermati pernyataan Presiden dan tidak berburuk sangka dengan selalu menyalahkannya. "Kalau sekali saja ditanggapi gak masalah, tapi kan sekarang seolah-olah jadi bulan-bulanan. Apanya sih yang salah dengan pernyataan Presiden?" katanya.
Dia juga mengatakan, sebagian pihak selalu menganggap langkah dan pernyataan Presiden dinilai sebagai pencitraan. "Saya tidak tahu kenapa Presiden selalu dikatakan untuk pencitraan. Sebenarnya itu biasa karena SBY itu kepala negara, figur. Kita harus saling menghargai dan menghormati. Kita sama-sama objektiflah," katanya.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) ini menyatakan, tidak tepat selalu menyalahkan Presiden. "Saya merasa lucu, kenapa hanya kepada Presiden saja. 'Kan ada menteri-menteri. Misalnya, masalah hukum, Presiden tentunya mengevaluasi dan menegur bawahan. Jangan selalu menyalahkan pemimpin. Saya sedih dan prihatin. Siapapun Presidennya harus dihargai," katanya.
Dia juga menyatakan, pernyataan Presiden juga tidak perlu selalu menjadi polemik dan dipolitisasi. "Okelah, kalau konteksnya tidak tepat, tapi kan itu sekali saja. Tidak kemudian diulang-ulang, dijadikan polemik. Presiden itu manusia biasa," katanya.
Terkait pernyataan Panglima TNI yang menyesalkan pernyataan tokoh agama, Nurhayati mengatakan, dirinya mendukung pernyataan itu. "Saya mendukung pernyataan Panglima TNI karena tokoh agama itu seharusnya menyejukkan. Dalam Islam, Presiden itu amirul mukminin. Saya kira tokoh agama tidak tepat mengatakan kata bohong karena kata bohong itu sangat dalam artinya," kata Nurhayati.