REPUBLIKA.CO.ID,PADANG - Pemerintah Indonesia akan membangun monumen nasionla (Monas) Bela Negara di daerah Lareh Sago Halaban, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat, sebagai bentuk penghargaan dan mengenang Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang berpusat di Halaban pada 1948. ''
Pembangunan ini merupakan hasil dari seminar PDRI di Jakarta dan pandangan Kementerian Pertahanan Nasional RI yang telah menetapkan Kabupaten 50 Kota tempat pusat pembangunan Monas Bela Negara,'' kata Ketua Panitia Pembangunan Monas Bela Negara, Muslim Kasim di Padang, Ahad (23/1).
Hal itu disampaikannya seusai meninjau rencana lokasi untuk pembangunan monas Bela Negara di Halaban, 50 Kota. Ia menyebutkan, ada dua daerah yang menjadi opsi lokasi monas yakni di perbukitan bekas pabrik teh di Lareh Sago Halaban dan di daerah Koto Tinggi.
Setelah melihat potensi wilayah dan pengembangan pembangunan di 50 Kota, maka ditetapkan lokasi pembangunan monas Bela Negara di Lareh Sago Halaban. Sedangkan, Koto tinggi akan dikembangkan sesuai potensi kepariwisataan sejarah PDRI.
Menurut Muslim, pembangunan monas Bela Negara merupakan sebuah kebanggaan seluruh rakyat Indonesia, karena itu hendaknya rencana pembangunan dipersiapkan dengan matang dalam konsep pemikiran potensi daerah serta pertimbangan nilai-nilai sejarah PDRI yang tidak terpisahkan dari perjuangan kemerdekaan RI.
Selain itu, tambahnya, pembangunan monas Bela Negara ini juga untuk memberi dampak multi efek lebih besar terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah 50 Kota. Untuk perencanaan pembangunan dan desain monas maka perlu mengadakan sayembara disain, temasuk untuk tata ruang yang akan direncanakan, serta bangunan pendukung lainnya, yang akan diikuti masyarakat di seluruh wilayah NKRI.
Ia mengatakan, bangsa ini menginginkan monas Bela Negara juga mengambarkan nilai-nilai semangat persatuan, kejuangan, kebangsaan serta keberagaman suku bangsa Indonesia. Di Koto Tinggi dan daerah-daerah perjalanan sejarah PDRI juga akan dibangun tugu-tugu dengan nilai-nilai semangat peringatan sejarah tersebut.
Ikuti Whatsapp Channel Republika