REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Tokoh Lintas Agama (TLA) menegaskan gerakan anti kebohongan akan tetap solid dan konsisten menyuarakan kritik, pesan, dan nasehat kepada pemerintah. Demikian disampaikan oleh Pendiri Maarif Institute, Syafii Maarif. “TLA tidak bisa dipercah jika ada perbedaan pendapat, manusiawi tetapi kita tetap konsisten berharap pemerintah serius,”kata disa kepada para wartawan saat menggelar konferensi pers di Gedung Konferensi Wali Gereja (KWI), Jakarta, Kamis (20/1)
Syafii menganggap pemerintah selama ini terkesan tidak melaksanakan amanat undang-undang. Meskipun kritik TLA menuai kritik sejumlah kalangan, tetapi pada subtansinya ada penyimpangan selama ini oleh pemerintah dari cita-cita besar pancasila ataupun UUD 1945 Pasal 33.“Pasal 33 jangan lagi dikhianati, Kesan selama ini perintah banyak, menurut catatan ICW 100 perintah yang jalan hanya 26. Pagi ini dapat informasi menarik , kalau tidak ada gerakan ini pihak istana masih adem ayem,”kata dia.
Syafii membantah, gerakan TLA anti kebohongan yang bermula di Ponpes Tebu Ireng, Jombang Jawa Timur, dan bergilir di Kantor PGI serta KWI, adalah murni gerakan moral untuk mengingatkan negara, pemerintah dan masyarat semua. Sebab jika negara dibiarkan dalam kondisi terpuruk maka akan semakin merosot,”Jangan disangka kita jadi dubes, camat, dan sebagainya ini murni seruan moral,”kata dia.