Selasa 18 Jan 2011 07:53 WIB

Buya: Tokoh Lintas Agama Jangan Terbuai Janji Manis SBY

Rep: EH Ismail/ Red: Didi Purwadi
Sjafii Maarif
Sjafii Maarif

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif, menegaskan tidak akan menghadiri undangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk berdialog dengan tokoh lintas agama pada Senin (17/1) malam. Saat ini, pria yang akrab disapa Buya itu masih berada di Yogyakarta.

Buya menjelaskan, alasan dirinya tidak menghadiri pertemuan dialog tersebut bukan lantaran tidak mendapatkan undangan. Kendati tidak ditujukan langsung pada dirinya, Buya mengaku diberitahu pengurus PP Muhammadiyah melalui pesan singkat elektronik jika ada undangan ke istana.

“Katanya ada undangan untuk PP Muhammadiyah, di situ ada nama Ketua Umum, Sekjen, dan saya,” ujar Buya melalui sambungan telepon kepada Republika, Senin (17/1).

Buya melanjutkan, sejak awal dirinya sudah memutuskan untuk tidak menghadiri undangan tersebut. Terlebih, undangan dialog antara presiden dan tokoh lintas agama bukanlah murni inisiatif SBY. “Silahkan tanya, itu inisiatif SBY bukan?” imbuhnya enggan memberi tahu siapa inisiator pertemuan malam ini.

Kendati demikian, Buya tetap menghormati rekan-rekannya yang memutuskan hadir dalam pertemuan dengan SBY. Buya pun mengingatkan agar para tokoh lintas agama tetap komitmen terhadap pernyataan mereka pekan lalu yang menyatakan pemerintah telah melakukan kebohongan kepada rakyat. Dengan dalih berhasil menekan angka kemiskinan, pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,8 persen, dan mengurangi angka pengangguran, pemerintah telah menutupi fakta-fakta sebaliknya.

“Saya minta teman-teman harus tegar, sampaikan saja apa adanya seperti yang dilakukan pekan lalu. Jangan sampai tergoda kata-kata manis SBY,” tegas Buya.

Menurut Buya, hanya satu yang bisa membuat pemerintahan SBY bisa menangkal kebohongan yang telah dilakukan, yaitu dengan cara membuktikan janji-janji yang sudah bertahun-tahun diucapkan SBY sendiri.

“Sudah bukan jamannya basa-basi dengan kata-kata manis, buktikan saja pernyataannya (SBY) sendiri. Kalau saya sudah jelas meragukan kepemimpinan SBY,” tandas Buya.

Pada pekan lalu, sembilan tokoh lintas agama, yakni Syafii Maarif, Andreas A Yewangoe, biksu Pannyavaro, Salahuddin Wahid, I nyoman Udayana Sangging, Franz Magnis-Suseno dan Romo Benny Susetyo, mengeluarkan pernyataan yang menilai pemerintahan SBY telah berbohong. Para tokoh menganggap SBY gagal mewujudkan janji-janjinya dan menutupi dengan informasi-informasi bias berupa statistik ekonomi seperti angka kemiskinan, pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi.

Atas sikap para tokoh lintas agama tersebut, SBY mengundang mereka ke istana malam ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement