Ahad 16 Jan 2011 11:11 WIB

Modernisasi NU, Sebuah Keniscayaan

Nahdlatul Ulama
Foto: NU
Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA--Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan ormas Islam terbesar di Indonesia serta memiliki struktur yang komplek, mutlak melakukan modernisasi organisasi dalam menyikapi berbagai persoalan umat dan bangsa. "Pembaharuan diperlukan serta dikelola dengan prinsip manajemen dan organisasi yang moderen agar tujuan organisasi tercapai secara optimal," kata Ketua Syuriah NU, Provinsi Kalimantan Tengah, Anwar Isa, pada konferesi NU wilayah X, Kalteng, di Palangka Raya, Sabtu (15/1).

Diungkapkannya, pada saat bersamaan secara kelembagaan syuriah dan tanfidziyah perlu melakukan langkah-langkah yang dapat mendorong agar keduanya dapat melakukan fungsi dan peran secara optimal. Dimana berdasarkan aturan yang ada, syuriah umumnya memiliki peranan sentral dalam kepemimpinan NU, untuk itu fungsi syuriah harus dikembalikan sebagai penentu dalam pengambil keputusan dan kebijakan organisasi.

Tanfidziyah sebagai pelaksana organisasi harus melaksanakan perannya untuk melakukan, mengimplementasikan dan menjalankan berbagai kebijakan organisasi yang sudah ditentukan oleh syuriah. Dengan demikian syuriah dan tanfidziyah, dalam kontek organisasi NU saling memperkuat.

"Karena kesan selama ini ada yang mengatakan peran tanfiziyah terlalu dominan harus dibuat jadi proporsional melalui penguatan peran lembaga syuriah NU," tuturnya.

Upaya penguatan syuriah NU tidak berarti harus dilakukan pelemahan dan reduksi terhadap tanfidziyah, karena itu kedepan baik syuriah dan tanfidziyih memerlukan kepemipinan yang kuat, sehingga organisasi NU secara keseluruhan mampu bergerak melaksanakan program dengan baik.

Sesuai dengan tema konferesi "membangun sinergitas umat menyongsong abad 21", ia menilai merupakan momentum penting bagi perjalanan organisasi sosial keagamaan untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan.

Baik di bidang pemantapan wawasan, moderenisasi pengorganisasian dan pelaksanaan program yang nyata bagi keperluan umat Islam dan bangsa Indonesia, serta khususnya di Bumi Tambun Bungai Kalteng.

Ia meminta konferensi yang diselenggarakan, harus dapat membawa pada kepada pergulatan konseksional mengenai hal-hal tersebut, sehingga dengan cara demikian NU akan dapat meningkatkan kiprah sebagai kekuatan keagamaan dan kebangsaan.

Ditegaskannya, sebagai organisasi yang telah memiliki sejarah yang panjang baik dari sisi pengabdian, NU harus tetap mampu memberikan yang terbaik bagi pemecahan masalah kebangsaan saat ini, baik tingkat pusat maupun daerah.

Pemantapan wawasan NU sangat penting dilakukan, NU baik di bidang keagamaan, kebangsaan, kemanusian, maupun kearifan lokal dan kedaerahan, dewasa ini makin relevan bagi kehidupan

Sikap kemasyarakatan NU yang mengedepankan sikap tenang, menghargai perbedaan dan cinta tanah air, perlu ditanamkan secara intensif di kalangan nahdiyin dan umat Islam khususnya serta masyarakat bangsa pada umumnya. Dengan cara demikian NU akan menjadi jangkar yang kokoh kedepan bagi terjaganya demokrasi, persatuan dan keutuhan NKRI.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement