REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR--Kawanan perampok yang berjumlah tiga orang dengan hanya mengenakan kaos dan celana dalam beraksi di rumah Gede Yadnya (45) di Jalan Patih Nambi IV H No 8 serta di rumah Gede Kinten (45) di Jalan Subak Dalem, Gang VI No 8, Banjar Tunjung Sari Denpasar dalam waktu berbeda.
Gede Yadnya didampingi istrinya Ni Ketut Sukartini di Denpasar, Rabu mengatakan, kawanan perampok yang juga mengenakan penutup muka itu mendatangi rumahnya pada Selasa (11/1) sekitar pukul 02.00 Wita saat mereka bersama tiga anaknya tertidur pulas.
Tiga kawanan perampok yang diduga dari komplotan yang sama itu sehari sebelumnya, Senin (10/1) sekitar pukul 03.30 Wita juga mendatangi rumah Gede Kinten, seorang guru SMP 10 Denpasar.
"Saat itu kami berenam yang ada di rumah tidur pulas, tiba-tiba istri saya terbangun dan mendengar ada suara berisik dari belakang rumah. Setelah itu saya intip dari kamar utama ternyata di sana ada orang," kata Gede Yadnya.
Karena penasaran ia menghampiri beberapa orang itu, namun tiba-tiba tiga perampok langsung mengacungkan pedang ke muka korban dan mendorongnya hingga korban terjatuh.
Menurut dia, selain mendorong tubuhnya, salah seorang perampok juga menginjak tubuh Gede dan mencekik lehernya. Setelah itu dua dari tiga perampok naik ke lantai dua. Perampok itu kemudian mengumpukan dan menyekap keenam penghuni rumah di kamar utama.
Ia mengatakan, barang berharga yang dibawa kabur para perampok, adalah sembilan handphone berbagai merek, dua kalung emas, enam gelang emas, lima jam tangan berbagai merek, 10 cincin emas dan uang Rp 6 juta.
"Selain barang-barang di dalam rumah, cincin di jari saya juga diambil. Waktu itu salah seorang perampok susah mengambil cincin di tangan saya. Karena susah, perampok nyaris memotong jari saya. Untung cincin bisa dilepas. Dari barang tersebut saya mengalami kerugian Rp 25 juta," ucapnya.