Rabu 12 Jan 2011 18:41 WIB
Pro-Kontra

Pemblokiran Blacberry Bisa Sia-sia

Rep: Rosyid Nurul Hakim/ Red: Johar Arif
BlackBerry
Foto: AP
BlackBerry

REPUBLIKA.CO.ID, Ancaman Kementrian Komunikasi Informasi untuk memutus layanan Blackberry di Indonesia --jika pengelolanya, Research in Motion (RIM), tidak mengeblok akses situs porno melalui Blackberry-- menjadi topik hangat di media. Berikut kami sajikan wawancara Republika dengan pakar teknologi informasi, Ruby Alamsyah, mengenai hal ini:

Sebenarnya apa sih yang membuat banyak orang kecanduan BlackBerry?

Di Indonesia, teknologi identik dengan lifestyle. Teknologi yang identik itu memang memenuhi para konsumen dan pengguna di Indonesia. misalnya all in one device, bisa internet, chat, SMS, dan telepon, semua terpenuhi. Dulu, poin yang saya lihat saat booming awal BlackBerry, yaitu memakai momen masalah sadap-menyadap, BlackBerry ini secure comunication. Semua data harus melewati RIM Kanada.

Tapi kemudian, teknologi itu terkait dengan lifestyle juga. Asal memenuhi kriteria, semua terpenuhi di BlackBerry. Lalu unggulannya BBM (BlackBerry Messenger), itulah yang kemudian digandrungi. Mereka juga mempelopori messenger antar-device antarsesama merk. Sekarang produk lain juga membuat messenger masing-masing device.

Tapi, apakah BlackBerry ini perlu diatur?

Perlu diatur atau tidak sih saya bukan ahli kebijakan atau birokrasi. Saya mending tidak comment, karena itu tergantung kebijakan suatu negara.

Ketika ada permintaan pemblokiran BlackBerry terhadap akses pornografi oleh pemerintah, menurut Anda bagaimana?

Berdasarkan pengalaman menangani cybercrime, baik pronografi atau yang lain, kejahatan dengan BlackBerry sangat sedikit. Pelaku pornografi lebih senang menggunakan non-BlackBerry device seperti PC (personal computer) atau lainnya. Mereka aksesnya mulitmedia. BlackBerry itu ada keterbatasan, mobile device, dibangun untuk kebutuhan bisnis tapi kemudian digunakan masyarakat umum untuk komunikasi.

BlackBerry tidak didesain sebagai multimedia device apalagi untuk kualitas resolusi tinggi. Padahal pornografi butuh speed tinggi dan prosesing yang tinggi. Apakah kita bisa men-download di atas 3 megabyte kalau di BlacBerry? Tentu ada keterbatasan karena memang device ini (BlackBerry) untuk mobile device.

Sedangkan pelaku pornografi lebih senang mengakses dengan PC atau internet yang high speed. Jadi, walaupun adanya pemblokiran BlackBerry, bagi pelaku itu sih tidak bermasalah. Saya takutnya usaha pemblokiran ini sia-sia.

Sebenarnya pemblokiran di BlackBerry itu seperti apa? Apakah mudah ditembus?

Ini kan filtering konten di browser. Itu tidak hanya pelaku pornografinya sendiri, anak SMA atau anak kuliah sudah bisa mengelabuhi konten yang sudah diblok. Mereka bisa pakai poxy di manapun. Bahkan, negara yang lebih paranoid, yaitu Cina, yang dikenal dengan The Greatest Firewall in The World, yang membuat para turis kesulitan mengakses konten yang dilarang, itu ternyata sudah banyak teknik atau metode pembobolan untuk pemblokiran tersebut.

Jadi efektivitasnya tidak terlalu tinggi. Tapi di satu sisi, yang ditakuti sebenarnya adalah penyebaran konten pornogrfasi via link BlackBerry Messenger (BBM) atau e-mail. Kemudian yang musti ditakuti itu, semua device yang sudah connect ke internet.

Lalu solusinya bagaimana?

Salah satunya, bukan terhadap sensor kepada device-nya. Kalau saya melihat yang harus dilakukan itu memblokir situs pornografi yang kontennya Indonesia, itu banyak sekali. Hampir setiap hari ada video dan foto. Dihajar situs itu, itu baru penegakan yang signifikan. Orang yang bikin itu yang dikejar, apalagi konten indonesia, sudah jelas itu orang indonesia.

Komunitas yang mengakses konten pornografi, sekarang pada ketawa-keatawa, karena masih banyak cara.

Jika benar-benar ada pemblokiran, apa dampaknya?

Pastinya ada yang syok atau kaget. Lebih-lebih pada pengguna BlackBerry yang sehari- hari dipakai untuk bisnis. Awal mula pengguna BlackBerry itu kan pebisnis. Kalau tiba-tiba sarana komunikasi mereka dicabut tanpa ada persiapan atau adanya alat komunikasi lain yang juga nyaman dan menunjang kerja mereka, tentu saja akan kaget dan marah-marah.

Tapi dengan adanya server RIM di Indonesia, konon akan lebih mudah melakukan penyadapan terhadap pelaku kriminial. Sebenarnya, bagaimana tentang data penyadapan dan server ini?

Di negara manapun, adanya komunikasi BBM antara pelaku atau tersangka kriminal itu bisa dipantau. Kalau hanya hal itu yang dikhawatirkan, BBM sudah punya mekanisme untuk mendapatkan data tersebut. BlackBerry sudah menyediakan itu.

Saya sudah tahu sejak tahun 2009. Kalau ada permintaan penegak hukum dari negara manapun. RIM siap membantu. Hal ini bisa dilakukan tanpa kita mempunyai server di Indonesia. Request-nya sangat cepat kok, di bawah satu pekan datanya sudah bisa diterima penegak hukum. Tapi memang ada prosedur yang harus dilewati. Itu normal karena terkait privacy warga negara.

Jadi menurut saya, BlackBerry atau produsen di manapun di dunia ini yang sekelas dengan BlackBerry, saya yakin mereka tidak akan mendukung kegiatan kriminal apapun di dunia ini. Sehingga pada prinsipnya perusahaan seperti ini selalu mau diajak bekerja sama oleh penegak hukum di manapun. Mereka jualan, mereka ga mau imagenya jelek dengan mereka melindungi kriminal atau segala macam, tidak ada untungnya untuk mereka.

Mereka akan selalu mematuhi penegak hukum di manapun mereka menjual produknya. Pada intinya mereka bisa menyediakan data bila diminta penegak hukum. Kalau data itu sesuai dengan hukum di Indonesia dan prosedur legal BlackBerry, data itu bisa diberikan.

Lalu kalau server dibangun di Indonesia apa bedanya?

Bedanya kalau punya server di sini, pemerintah punya hak akses secara penuh. Jadi bisa disadap secara real time. Kemudian dari segi teknis, keuntungannya kalau di sini mengaksesnya pasti akan jauh lebih cepat. Di Indonesia kan ada international link bandwidth atau yang lokal. Kalau server di luar negeri dengan bandwidth internasional, kecepatan jauh lebih kecil dibandingkan bandwidth lokal seperti Open ISP. Sehingga user di Indonesia lebih cepat.

Apapun aplikasi atau servernya bila ditempatkan secara lokal bisa lebih cepat. Tapi bukan kemudian saya menjawab pertanyaan kalau BlackBerry ke sini terus lebih cepat, itu nanti lebih teknisnya. Lebih cepat itu pasti, tapi belum terukur seberapa cepatnya.

Banyak yang menganggap, BlackBerry ini enak sekali, penggunanya banyak, tapi tidak membayar pajak, sehingga negara tidak mendapat apa-apa?

Saya tidak paham tentang itu. Pernyataan Pak Tifatul juga tidak terkait hal ini. Jadi saya tidak mau membuat isu yang baru.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement