REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memaparkan 10 tantangan di 2011. "Bukan apa-apa untuk memacu kita berbuat lebih baik lagi," katanya saat membuka Rapat Kerja Terntang Pelaksanaan Program Pembangunan Tahun 2011 di jakarta Convention Center, Senin (10/1).
Menurut dia, hingga 2011 kedepannya, inflasi kenaikan harga pangan dan energi masih akan terjadi. Hal itu, masih patut diwaspadai oleh jajaran menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, para Gubernur, Bupati, Walikota, dan seluruh jajaran eselon I yang hadir dalam raker. Selain itu, APBN masih mengalami permasalahan dengan tekanan, yaitu angka subsidi yang besar. "Oleh karena itu kedepannya subsidi harus lebih tinggi lagi," kata Presiden.
Ia juga menambahkan, permasalahan lain adalah pembelanjaan modal yang belum optimal, sehingga menyebabkan stimulasi pertumbuhan belum mencapai titik optimal. Di 2011, menurut SBY, juga masih akan mengalami kekurangan infrastruktur, termasuk listrik di dalamn ya. Lalu, ia menjelaskan, meskipun telah mengalami perbaikan, namun masih ada hambatan terhadap investasi di seluruh tanah air. "Terutama dari segi perizinan dan kepastian hukum," ujarnya.
Tantangan ke lima, papar SBY, yakni penyimpangan dan korupsi masih saja terjadi. "Harus kita akui termasuk korupsi, kolusi di pemerintihan pusat maupun daerah termasuk kolusi di sektor perpajakan," terang dia.
Presiden kemudian juga menganggap bahwa praktek pertambangan dan kehutanan yang merusak lingkungan masih menjadi tantangan pada 2011. Karenanya, ia meminta para gubernur agar lebih keras terhadap perusahaan pertambangan yang lalai. "Saya akan datang untuk melihat," kata dia.
Politik uang, menurut SBY, juga masih menjadi hambatan kedepannya saat terus berkembang. Sebab, kalau dibiarkan akan mencederai demokrasi dan martabat negara. Sebagai tambahan tantangan ke depannya, di 2011, harus ada perbaikan dalam sejumlah kewajiban pelayanan kepada rakyat. Sebab, hingga kini, pelajyanan dalam bidang pendidikan, kesehatan serta pelayanan terhadap kaum marjinal itu belum berjalan baik.
Hal lain yang disorot SBY adalah perlindungan dan bantuan terhadap Tenaga Kerja Indonesia yang masih memiliki kekurangan dan kelemahan, mulai dari daerah, pusat dan Luar Negeri. Terakhir, tantangan sepanjang 2011 adalah soal kesiapan, kesiagaan dan kesigapan dalam mengatasi bencana alam.
Sebab, SBY menganggap sejumlah daerah dan jaijaran pemerintah pusat masih belum memiliki kesiapan tersebut. "Padahal daerah kita rawan dengan bencana," katanya. Karena itulah, SBY berharap agar jaijarannya bisa berelaborasi bersama-sama dalam menjawab tantangan tersebut.