Senin 10 Jan 2011 00:56 WIB

Wanita Dayak Mengaku Dilecehkan Thamrin Amal Tamagola

REPUBLIKA.CO.ID,PALANGKA RAYA--Wanita Dayak Kalimantan Tengah dari berbagai tingkatan strata sosial merasa tersinggung dan dilecehkan guru besar Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Prof Dr Thamrin Amal Tomagola atas pernyataannya pada sidang kasus video porno Ilham Nazriel. "Apa yang dikatakan Prof Thamrin sangat melecehkan sekali perayaan kami selaku wanita Dayak di Kalteng. Dalam adat Dayak perilaku tidak senonoh itu sendiri tidak dibenarkan dan akan dikenakan Jipen (denda adat)," kata tokoh wanita Dayak, Tuty Dau yang juga anggota DPRD Provinsi Kalteng, di Palangka Raya, Minggu.

Dikatakan, sebagai wanita Dayak sangat menjunjung tinggi adat, sopan satun dan tatakrama yang telah diajarkan nenek moyangnya dengan mengedepankan falsafah Huma Betang yang terjaga hingga saat ini. "Dari mana hasil penelitian itu dan dimana ada orang Dayak yang seperti itu, kami sangat berharap Thamrin menjelaskan secara benar di hadapan masyarakat Dayak di Kalteng," katanya.

Terpisah, mahasiswi FKIP Universitas Palangka Raya, Nelly, sangat menyayangkan pernyataan tidak etis yang dilontarkan guru besar UI tersebut. Sebagai orang yang berpendidikan tinggi dan jadi panutan mahasiswa hendaknya harus sesuai dengan gelar yang diisandangnya. Terjadinya kebebasan seks tidak bisa digeneralisir dengan sukunya, namun bisa saja terjadi oknum atau individu saja.

Dijelaskannya, dari pernyataan itu sebagai seorang intelektual, harus meminta maaf dan meluruskan penyataan itu ke masyarakat Dayak Kalimantan dan Kalteng pada khususnya. Karena ini sudah melecehkan wanita Dayak.

Sementara, siswi SMAN 3 Palangka Raya, Weny, merasa dilecehkan atas pernyataan Thamrin Amal Tomagola, karena selama ini pergaulan di kalangan anak remaja Dayak tetap menjaga norma yang telah digariskan orangtua. "Kalau kita melakukan tindakan tidak senonoh, sesusai hukum adat Dayak dikenakan Jipen. Apalagi sebagai umat beragama hal itu sangat dilarang," katanya.

Kemudian, sambung dia, sebagai seorang peneliti apalagi guru besar perguruan tinggi terkenal di Indonesia, hendaknya benar-benar dalam penelitiannya. Sebab kalau tidak bisa dipertanggungjawabkan, maka diragukan keilmuan yang dimiliknya.

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement