REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene, mengatakan 28 warga negara Indonesia yang berada di Pantai Gading masih dalam kondisi aman, sehingga belum perlu dievakuasi seiring dengan terus memanasnya situasi di negeri tersebut pascapemilihan umum presiden akhir tahun lalu.
"Masih tersisa 28 orang WNI di Pantai Gading, namun mereka masih bisa berkomunikasi dengan KBRI Dakar (Senegal), dan informasi terakhir mereka berada dalam kondisi baik," katanya, Jumat (6/1).
Jubir Kemlu menjelaskan bahwa semula ada 40 WNI di Pantai Gading yang bekerja untuk PT Alfa Laval Indonesia dan PT Wilmar yang bergerak di bidang pengembangan kelapa sawit, namun pada Desember 2010 telah pulang ke Tanah Air sebanyak 12 orang, sehingga sisanya 28 orang. "Ke-28 orang itu kontraknya selesai pada April 2011," katanya.
Menurut Michael, sekalipun ke-28 WNI tersebut masih berada di Pantai Gading, namun KBRI Dakar aktif menjalin komunikasi dengan mereka untuk memastikan keselamatan, sehingga seluruh WNI tetap dalam pantauan KBRI.
"Sejauh ini mereka belum dievakuasi, namun jika situasinya memburuk (tentu) dapat secepatnya dilakukan itu sehubungan komunikasi telah terjalin dengan baik," ujarnya.
Sementara itu, laporan Misi PBB di Pantai Gading (UNOCI) pekan ini menyebutkan, sedikitnya 210 orang tewas di Pantai Gading sejak konflik dalam pemilihan presiden memuncak pada pertengahan Desember 2010.
Jumlah itu mencakup mereka yang tewas selama krisis antara para pendukung Presiden Laurent Gbagbo dan calon yang menurut dunia internasional menang dalam pemilihan presiden 28 November 2010, Alassane Ouattara, serta kerusuhan etnik di wilayah barat negara itu.
Angka kematian itu juga mencakup mereka yang tewas sejak pasukan yang setia pada Gbagbo menembak mati sejumlah pendukung Ouattara yang berpawai pada 16 Desember.