Jumat 07 Jan 2011 04:57 WIB

Diperiksa Tim Khusus Dirjen Imigrasi, Gayus 'Puasa' Bicara

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Djibril Muhammad
Menkumham Patrialis Akbar
Menkumham Patrialis Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-–Gayus Tambunan masih enggan memberikan keterangan kepada tim khusus penyelidik Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM terkait dugaan pembuatan paspor palsu atas nama Soni Laksono. Untuk meminta keterangan terkait kasus tersbut, Gayus meminta tim penyelidik untuk mendapat izin dari majelis hakim yang menangani kasusnya.

"Gayus masih belum mau memberikan banyak komentar kepada tim penyelidik," kata Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar di kantornya, Kamis (6/1) siang.

Menurut Patrialis, Gayus memberikan syarat jika tim penyelidik mau mendapatkan keterangan darinya terkait pembuatan paspor tersebut, tim harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari majelis hakim yang menangani kasusnya. Selain meminta keterangan dari Gayus terkait kasus pembuatan paspor atas nama Soni Laksono yang fotonya mirip dengan Gayus Tambunan, tim khusus Dirjen Imigrasi juga melakukan penyelidikan ke kantor imigrasi Jakarta Timur.

Patrialis menyatakan, paspor itu tidak dibuat di Kantor Imigrasi Jakarta Timur. Artinya, paspor palsu itu dikerjakan oleh orang lain, Namun, Patrialis

mengatakan pihaknya belum tahu siapa pihak yang mengeluarkan paspor tersebut. Meski begitu, Patrialis mengatakan pihaknya tetap mencari tahu siapa yang menerbitkan paspor itu. Termasuk, orang dalam yang bertugas di bagian imigrasi. Namun, hingga saat ini jawaban masih belum ditemukan.

Menurutnya, paspor itu sejatinya adalah milik seorang anak kecil bernama Margaretha. Namun, paspor itu tidak jadi dibuat. Pihaknya, sudah mendatangi rumah margaretha dan bertemu dengan ibunya. Menurut Patrialis, pada saat proses pembuatan paspor, sang ibu sudah membuat surat pernyataan bahwa pembuatan paspor atas nama Margaretha tidak dilanjutkan. Karena, belum memenuhi persyaratan pembuatan paspor seperti foto dan wawancara.

"Orang tuanya waktu itu sibuk, jadi tidak sempat mengurusi pembuatan paspor Margaretha itu," kata Patrialis. 

Pada point itulah, lanjut Patrialis, pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah orang dalam yang bertugas di keimigrasian khususnya Imigrasi Jakarta Timur. Pihaknya mencari tahu apakah paspor  yang seharusnya dibuat atas nama Margaretha itu hilang atau dicuri oleh orang dalam imigrasi tersebut dan memodifikasi paspor itu dengan nama Sony Laksono. "Mengenai hilangnya paspor itu masih terus kita selidiki," kata Patrialis.

Yang mengherankan, lanjur Patrialis, meskipun paspor palsu dan secara resmi bukan keluaran imigrasi, namun paspor atas nama Sony Laksono itu bisa lolos di pemeriksaan imigrasi Bandara Soekarno-Hatta. Sehingga, orang yang menggunakan paspor atas nama Sony laksono itu bisa pergi ke luar negeri. "Untuk itu, kita masih akan mendalami pemeriksaan petugas Imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta," ujarnya.

Ditanya soal pengungkapan kasus Gayus ke luar negeri untuk mengalihkan isu reshuffle kabinet, patrialis tidak mau mengkomentarinya. Dengan berkelakar, ia meminta salah satu wartawan untuk menggantikannya sebagai menteri jika memang menjadi salah satu menteri yang di-resuffle.

Terungkapnya dugaan kepergian orang yang diduga Gayus ke Singapura itu bermula dari informasi salah seorang penumpang pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ 7780 rute Jakarta-Singapura bernama Devina yang satu pesawat dengan Gayus Tambunan pada 30 September 2010. Devina meyakini, ia satu pesawat dengan Gayus Tambunan yang pada waktu itu menggunakan wig dan kacamata. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement