REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tren evaluasi atas kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menurun selama 2010. Penurunan itu bahkan terus terjadi sejak Juli 2009. Pada Januari 2010, masyarakat yang puas terhadap Presiden sebanyak 70 persen, namun anjlok menjadi 63 persen pada Desember 2010.
Hal itu merupakan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI). Populasi survei adalah WNI yang punya hak pilih atau sudah menikah. Jumlah sampel sekitar 1.229 dengan margin of error +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden diwawancarai lewat tatap muka dengan prosedur mulitstage random sampling.
Sedangkan, tingkat kepuasan publik atas kinerja Wapres Boediono berfluktuasi di kisaran 49-53 persen. Dari hasil survei terlihat, masyarakat di desa memiliki tingkat kepuasan atas Presiden lebih tinggi daripada di kota. Sebanyak 66 persen masyarakat di desa puas, sedangkan di kota hanya 58 persen.
Tingkat kepuasan publik terhadap Presiden berturut-turut pada Januari 2010 sebesar 70 persen, Maret (65 persen), Agustus (66 persen), Oktober (62 persen), dan Desember (62 persen). "Tingkat kepuasan terhadap Presiden terus menurun sejak Juli 2009," kata Direktur Eksekutif LSI, Dodi Ambardi, Kamis (6/1).
Dodi menambahkan, Presiden pernah mendapat tingkat kepuasan paling rendah sebesar 45 persen, yaitu ketika Presiden menaikkan harga BBM hingga dua kali pada pertengahan 2008 silam. "Kepuasan terhadap kinerja Presiden SBY ini paling rendah di Jawa-Bali, yaitu 59 persen," kata Dodi. Sedangkan, angka terbesar justru dari Indonesia timur dengan tingkat kepuasan 79 persen.
Dodi menambahkan, kepuasan terhadap kinerja Presiden ini berkorelasi dengan kepuasan publik terhadap berbagai bidang, seperti politik dan penegakan hukum. Dia mencontohkan, semakin positif sikap terhadap penegakan hukum, semakin tinggi kepuasan publik terhadap Presiden. Sebanyak 76 persen responden yang puas terhadap Presiden menilai penegakan hukum baik.
Hal yang sama juga berlaku pada masalah ekonomi nasional, keadaan politik, dan keamanan. Sebanyak 78 persen responden yang puas terhadap Presiden merasa kondisi ekonomi baik, 79 persen merasa keadaan politik baik, dan 72 persen merasa keamanan baik. "Tapi, persepsi publik atas membaiknya kondisi keamanan tidak bertaut signifikan dengan tingkat kepuasan atas Presiden," katanya.
Kepuasan terhadap Presiden = puas (63 persen), tidak puas (35 persen), tidak tahu/jawab (2 persen)
Tingkat kepuasan menurut tingkat pendidikan = SD (65 persen), SLTP (60 persen), SLTA (62 persen), kuliah (51 persen)
Tingkat kepuasan menurut wilayah = Sumatera (67 persen), Jawa Bali (59 persen), Kalimantan (70 persen), Sulawesi (64 persen), Indonesia Timur (79 persen)
Tingkat kepuasan menurut desa kota = desa (66 persen), kota (58 persen)
Tingkat kepuasan menurut pilihan partai = Hanura (66 persen), Gerindra (46 persen), PKS (48 persen), PAN (61 persen), PKB (57 persen), Golkar (63 persen), PPP (65 persen), PDIP (52 persen), Demokrat (79 persen)
Partai yang dipilih jika pemilu diadakan sekarang = Demokrat (21,4 persen), PDIP (14,1 persen), Golkar (12,7 persen), PKB (4,8 persen), PKS (4,6 persen), PPP (2,7 persen), Gerindra (2,4 persen), PAN (2,3 persen), Hanura (1,2 persen), lainnya (3,8 persen), tidak tahu/jawab (30,1 persen)