REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG-- Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur mencatat anak Indonesia rata-rata menonton televisi selama 30-35 jam dalam sepekan.
"Jumlah itu lebih besar daripada jam belajar mereka di sekolah," kata anggota KPID Jatim Muhammad Dawud ketika ditemui di Yayasan Khoiriyah Hasyim, Seblak, Jombang, Selasa (4/1).
Oleh karena itu, pria asal Gresik itu menyarankan sekitar 350 orang tua yang ada di yayasan itu untuk membatasi jam menonton anak, meski hal itu terasa sangat sulit.
"Masalahnya, dengan menonton televisi dua jam per hari saja, maka anak akan dengan mudah terkena pengaruh secara psikologis," kata alumnus Universitas Jember (Unej) itu.
Dengan pola menonton yang cukup lama itu, maka anak akan mudah terobsesi tayangan televisi yang mengumbar mimpi-mimpi indah dan kehidupan bergelimang materi.
"Lambat laun, anak akan terdorong untuk mewujudkan obsesi saat dia tumbuh dewasa, misalnya, mencari pasangan hidup yang kaya raya," tuturnya.
KPID mengusulkan agar orang tua mengambil peran tegas membatasi anaknya menonton televisi. "Meski diprotes anak-anak, tapi membatasi ini sangat penting bagi perkembangan mereka."