Selasa 04 Jan 2011 07:50 WIB

Angka Kemiskinan Turun 0,8 Persen

Rep: shally pristine/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah mengklaim pihaknya berhasil menjalankan rencana kerja di bidang perekonomian berupa pemulihan dan pertumbuhan ekonomi di 2010. Angka kemiskinan, misalnya, turun 0,8 persen dari 14,1 persen menjadi 13,3 persen.

Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, menyebut, indikator keberhasilan itu terlihat dari turunnya angka kemiskinan dari 14,1 persen menjadi 13,3 persen. Pemerintah mencatat, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 32 juta jiwa pada 2009, turun menjadi 31,02 juta jiwa pada 2010.

Dia mengatakan, jumlah penduduk miskin yang berhasil dientaskan sebanyak 1,5 juta jiwa. Sedangkan, dari aspek ketenaga kerjaan, jumlah pengangguran susut dari 9,1 persen ke 7,14 persen. Dia melanjutkan, pihaknya mengalokasikan APBN 2011 sebesar Rp 1.229 triliun, angka ini naik 8,2 persen dibandingkan tahun lalu.

Dengan anggaran belanja tersebut, pemerintah membidik pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 persen dan menjaga inflasi pada tingkat 5,3 persen. "Kita targetkan tahun ini pengangguran turun dari 7,14 persen menjadi 7,0 persen sedangkan angka kemiskinan turun pada kisaran 11,5-12,5 persen," katanya dalam jumpa pers di Kantor Menko Perekonomian, Senin (3/1).

Hatta yakin, mesin pertumbuhan ekonomi di 2011 akan berimbang dari sisi permintaan maupun penawaran. Kata dia, hampir semua sektor di 2011 akan ekspansif. Misalnya, dari sektor manufaktur yang selama ini tumbuh di kisaran 1,5-2,0 persen per tahun, pada tahun lalu tumbuh hingga empat persen. Sementara, untuk tahun depan industri pengolahan ditargetkan tumbuh 4,5-6,1 persen. "Manufaktur menyerap tenaga kerja paling banyak," katanya. Selain itu, dia percaya pengembangan klaster industri di luar Jawa akan membantu distribusi kesejahteraan ke daerah.

 

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Armida S Alisjahbana, menambahkan, tercipta sebanyak tiga juta lapangan kerja baru pada tahun lalu.

"Berita baiknya, kesempatan di sektor formal tumbuh lebih tinggi dibanding informal. Informal itu seperti petani dan pedagang. Sehingga rasio pekerja sektor informal semakin kecil, walau saat ini masih di atas 60 persen," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement