REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Akbar Tandjung, mengatakan Ketua Sekretariat Gabungan (Setgab) Partai Politik Pendukung Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus mampu menyelaraskan perbedaan pendapat dengan anggota setgab yang lain.
"Seorang "dirigen" (Ketua Setgab-red) harus mampu menyelaraskan lagu yang berbeda-beda (pendapat partai yang berbeda-beda-red). Seorang "dirigen" juga harus proaktif dan jangan hanya membiarkan begitu saja," kata Akbar, usai menghadiri acara Pelantikan PB HMI periode 2010-2012, di Tugu Proklamasi Jakarta, Senin malam.
Ia menilai, perbedaan pendapat dengan anggota setgab lainnya merupakan hal wajar karena tidak mungkin selalu menyamakan pendapat partai-partai yang lain.
"Golkar berkoalisi dengan partai-partai lain untuk mendukung Presiden SBY. Tetapi, bisa saja dalam perjalanannya ada perbedaan-perbedaan antara partai-partai itu mengenai berbagai isu," katanya.
Akbar mencontohkan soal "Parliamentary Threshold" (ambang batas perolehan kursi di parlemen), Golkar ingin Parliamentary Threshold (PT) naik menjadi lima persen, Demokrat empat persen dan anggota setgab yang lain ada yang mengusulkan tiga persen. Begitu pun dengan kasus Bank Century, Golkar selalu berbeda pendapat dengan anggota setgab yang lain.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PPP M Romahurmuziy menilai dominasi Partai Golkar dan Partai Demokrat di dalam Sekretariat Gabungan Partai Pendukung Pemerintah sering kali mengganggu kinerja koalisi.
"Perbedaan antara Partai Golkar dan Partai Demokrat membuat setgab terombang-ambing karena tidak satu suara, dan membuat partai-partai lainnya terjepit," katanya seusai diskusi di Kantor Charta Politika, Jakarta, Senin.