REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta gerakan-gerakan yang mengusung kesetaraan ini bisa terus dilakukan. Perempuan bisa berperan dalam mengisi pembangunan.
Hal itu disampaikan Presiden ketika menerima perwakilan organisasi perempuan yang dipimpin oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari di Kantor Presiden, Selasa (21/12.
"Beliau (Presiden) menyampaikan ini suatu gerakan perempuan indonesia, bukan berarti ini feminisme yang berlebihan, tapi bagaimana mencapai kesetaraan, dan beliau meminta supaya gerakan-gerakan seperti ini terus dilakukan," kata Ketua Umum Kowani Dewi Motik Pramono.
Dewi mengatakan, Presiden dan Ibu Negara Ani Yudhoyono menunjukkan perhatiannya terhadap gerakan perempuan. "Kesetaraan bukan hanya omongan, bukan hanya slogan, tetapi action," kata Dewi. Dia dan perwakilan organisasi perempuan lain bertemu Presiden menyampaikan rencana Peringatan Hari Ibu pada 22 Desember 2010.
Dewi mengatakan, miskomunikasi dalam memperingati Hari Ibu, di mana Hari Ibu itu diperingati seperti Mothers Day di AS, padahal bukan. Hari Ibu di Indonesia itu Hari Pergeraka Perempuan, sehingga tema peringatakan adalah 'Kesetaraan perempuan dan laki-laki untuk membangun karakter bangsa dalam mewujudkan bangsa yang sehat dan bermartabat'.
Sementara, Linda Amalia Sari mengatakan, kegiatan peringatan Hari Ibu ini setiap tahun dilakukan untuk menginngatkan dan mengevaluasi diri apa yang telah dilakukan untuk meneruskan hasil perjuangan perempuan Indonesia sesuai dengan hasil Kongres Perempuan Indonesia pertama pada 1928.
Perwakilan organisasi perempuan lain yang hadir adalah Ketua Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu Ratna Djoko Sujanto, Ketua Umum Tim Penggerak PKK Vita Gamawan Fauzi, Ketua Umum Dharma Pertiwi Agus Suhartono, Ketua Dharma Wanita Persatuan Ibu Win Ritola, dan Ketua Bhayangkari Ibu Timur Pradopo.