REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pola komunikasi di Sekretariat Gabungan Partai Politik Koalisi Pemerintah sepanjang tahun 2010 banyak diwarnai ketertutupan dan ketidakjujuran. Ini ditegaskan M Romahurmuziy, Sekretaris Fraksi PPP dalam siaran persnya yang diterima //Republika// di jakarta, senin (20/12).
Dikatakan Romi, sapaan Romahurmuziy, ada beberapa keputusan penting diputuskan secara bilateral (2 parpol), bukan secara multilateral (6 parpol) dalam forum setgab.
''Juga banyak keputusan yang seolah bulat di setgab, namun ternyata di lapangan (senayan) berbeda 180 derajat dengan apa yang diputuskan di setgab. Sebaliknya, ketika tidak ada kebulatan sikap di setgab, misalnya soal RUUK DIY, diklaim seolah sudah ada kebulatan sikap tentang hal tersebut di setgab,'' tambah Romi.
Menurutnya, ke depan, pola komunikasi antar anggota setgab harus mengedepankan kejujuran dan keterbukaan. Setgab hanyalah forum komunikasi, bukan forum akuisisi, asimilasi, atau bahkan fusi. ''Karenanya //agree in disagreement// atau "sepakat untuk tidak sepakat" bukanlah hal tabu dalam keputusan-keputusan setgab, dan ini harus dihormati oleh seluruh anggota setgab,'' ucapnya.
Keberlanjutan setgab sampai dengan 2014, ungkap Romi, harus dipertahankan dengan perbaikan pola komunikasi di atas. ''Prinsipnya, setgab adalah instrumen politik non-formal. Karenanya, keberadaan nya bukanlah tujuan, melainkan hanya alat. Alat untuk mengawal program peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tidak boleh lagi ada agenda politik terselubung dalam setgab, apalagi menggunakannya sebagai bargain atas kondisi politik tertentu,'' papar Romi.