REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA - Abu vulkanik yang timbul akibat letusan Gunung Bromo masih terus mengarah ke wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. "Arah angin masih terus ke timur laut. Itu berarti abu Bromo masih mengarah ke Lumajang," kata petugas pengamatan Gunung Bromo, Mulyono.
Hingga saat ini, katanya, tinggi asap letusan dari kawah Gunung Bromo masih berkisar 400 hingga 800 meter. Asap itu dipicu oleh gempa tremor yang dalam satu bulan terakhir masih terjadi secara terus-menerus.
Alat deteksi gempa di Pos Pengamatan Gunung Api Bromo di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Lumajang, merekam terjadinya gempa tremor pada Sabtu (18/12) pukul 06.00-12.00 WIB berkekuatan 8-30 milimeter.
Meskipun demikian, pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum akan menaikkan lagi status Gunung Bromo dari Siaga (level III) menjadi Awas (level III).
Sebelumnya, Gunung Bromo sempat berstatus Awas pada 24 November-5 Desember 2010. Status gunung berketinggian 3.932 dari permukaan laut itu kemudian diturunkan menjadi Siaga pada 6 Desember 2010.
Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lumajang telah mengimbau warganya untuk mewaspadai serangan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang ditimbulkan oleh abu vulkanik Bromo.
Sejak Minggu (12/12), abu Bromo telah menyebar di sedikitnya 14 kecamatan dari 21 kecamatan di Kabupaten Lumajang. Data Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang menyebutkan bahwa abu Bromo telah merusakkan sedikitnya 132 hektare lahan pertanian di Desa Argosari, Kecamatan Senduro. Lahan pertanian yang rusak itu terdiri atas tanaman kentang seluas 43 hektare, kol putih (50 ha), dan sawi (39 ha).