REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Sembilan nelayan asal Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang selamat setelah mengalami kecelakaan kapal dipulangkan ke daerah masing-masing dari Serawak, Malaysia, melalui jalur udara. "Kecelakaan kapal yang dialami 18 anak buah Kapal Motor Tambah Netral terjadi pada Rabu (8/12) di perairan Bawean, Jawa Timur, pukul 23.00 WIB saat cuaca buruk," kata Direktur Polisi Air Kepolisian Daerah Jawa Tengah AKBP Sutrsina, di Semarang, Jumat (17/12).
Ia mengatakan, kecelakaan tersebut terjadi saat kapal yang ditumpangi belasan nelayan asal Juwana, Pati, tersebut berlabuh dan melepas jangkar di sekitar tempat kejadian dengan hanya menyalakan lampu jalan untuk beristirahat. Tidak lama kemudian, katanya, datang sebuah tongkang tanpa muatan yang ditarik kapal "tug boat" dengan nama Jin Hwa 39 dari arah tenggara ke barat laut.
"Diduga karena cuaca buruk, kapal tongkang menabrak dan menyeret kapal yang ditumpangi belasan nelayan hingga rusak parah," ujarnya didampingi Kasub Dit Bin Ops Kompol Dwi Irianto dan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cabang Pati Rasmijan.
Sembilan nelayan yang berada di kapal yang tertabrak, yakni Sapar (41), Sudarwi (31), Saelan (35), Mudiono (30), Sudarmin (39), Oktora (20), Saryadi (30), Daryanto (32), dan Sugeng (36) berhasil menyelamatkan diri dengan naik ke kapal tongkang. Delapan nelayan lainnya, yakni nahkoda kapal Subowo (32) selaku nahkoda kapal, Marsup (30), Sunarto (32), Diono (38), Sahuri (34), Agus Setiawan (21), Joni (34), dan Doyok (31) menceburkan diri ke laut dan ditolong nelayan beberapa jam kemudian.
Seorang nelayan lagi yakni Ngasimin (35), warga Desa Batursari RT 02 RW 02 Kecamatan Batangm Kabupaten Pati ditemukan tewas di Pantai Puteri Desa Kumalasa Pulau Bawean.
Ia mengatakan, beberapa awak kapal "tug boat" baru mengetahui ada sembilan nelayan di kapal tongkang yang ditarik pada Kamis (9/12) namun mengira para nelayan mempunyai niat jahat dan memacu kecepatan kapal hingga ke Malaysia.
"Setelah sampai di Malaysia, kesembilan nelayan asal Indonesia menjalani pemeriksaan oleh polisi setempat, kemudian berkoordinasi dengan Ditpolair Polda Jatim sesuai tempat kejadian perkara untuk memastikan kebenaran keterangan para nelayan saat pemeriksaan," ujarnya.
Mengetahui hal tersebut Ditpolair Polda Jatim menghubungi Ditpolair Polda Jateng untuk memastikan bahwa sembilan anak buah kapal yang diamankan di Malaysia benar-benar berprofesi sebagai nelayan.
"Setelah beberapa pihak berkoordinasi terkait dengan hal ini, termasuk kedutaan besar Indonesia di Malaysia, maka sembilan nelayan dipulangkan hari ini dengan menggunakan pesawat terbang dari Malaysia ke Jakarta kemudian ke Semarang," katanya.
Salah seorang nelayan yang baru dipulangkan dari Malaysia, Daryanto mengaku dirinya dan delapan rekannya terpaksa tidak makan dan minum selama lima hari saat berada di atas tongkang. "Kami hanya minum air hujan untuk bertahan hidup," katanya singkat.
Sembilan nelayan yang terlihat masih syok tersebut dan belum dapat memberikan banyak keterangan kepada wartawan. Mereka sempat menjalani pemeriksaan kesehatan oleh tim Dokpol Polda Jateng sebelum kembali ke rumah masing-masing.