REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui bahwa gaji menteri kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II kalah dengan gaji Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di New Zailand. Pengakuan tersebut terungkap saat melakukan teleconference dengan Wali Kota Malang bersama calon tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Malang terkait peluncuran program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk TKI, Rabu (15/12).
Dalam teleconference itu, Presiden yang didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono bersama beberapa meteri KIB sedang berdialog dengan calon TKI asal Malang. Calon TKI itu adalah Kausar dan Hudan.
Kausar diminta Presiden menceritakan kronologisnya sampai menjadi TKI. Kausar yang sempat menjadi anggota KUD Susu Sapi Perah di Malang ini menjelaskan bila akan bekerja di New Zealand sebagai TKI lewat PPTKIS (Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta) Bina Mandiri Mulya Raharja.
"Saya akan bekerja menjadi TKI di New Zealand dengan kontrak dua tahun. Pekerjaan itu di sektor formal untuk peternakan sapi perah. Gaji yang akan saya terima setiap bulannya sebesar Rp 30 juta," kata Kasar.
Mendapat penjelasan soal gaji sebesar itu, Presiden SBY langsung kaget. "Wah, besar sekali. Syukurlah. Kalah gaji menteri kalau besarnya sampai segitu (Rp 30 juta per bulan)," papar Presiden asal Pacitan Jawa Timur ini.
Sayangnya, SBY yang menjabat Presdien RI untuk periode kedua kalinya ini, tidak menyebutkan berapa gaji para menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II tersebut. Dia hanya berpesan agar gaji sebesar itu disyukuri. "Dan jangan lupa ditabung," imbaunya.
Selain itu, dia mengatakan, "Kalau gajinya sebesar itu berarti tidak perlu lagi ada program KUR," papar dia sembari tersenyum bangga.
Dengan spontan, Kausar pun menjawab bila dana KUR itu masih tetap diperlukan. Alasannya, untuk berangkat masih membutuhkan biaya awal. Pembiayaan yang harus diselesaikan itu dia contohkan seperti untuk biaya pendidikan selama di PPTKIS Bina Mandiri Mulya Raharja dan biaya transportasi termasuk tiket pesawat pergi-pulang (PP).
Menurut dia, total biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 39 juta. Sedangkan dana KUR itu hanya sebesar Rp 20 juta. Makanya, dia bersama empat temannya dari sembilan orang yang berangkat ke New Zailand itu mengaku masih kurang.
"Tidak apa-apa Mas. Lumayan dapat pinjaman Rp 20 juta. Kurangnya nanti yang kita cari pinjaman lain,’’ kata Hudan, teman dari Kausar itu.