REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA--Republik Indonesia dan Malaysia kembali melakukan pertemuan untuk membahas masalah perbatasan di Nusa Dua, Bali, Rabu (8/12). Pertemuan ini merupakan yang kedua setelah pertemuan sebelumnya dilakukan di Kinabalu, Malaysia pada awal September 2010.
Isu perbatasan mulai intens dibahas kedua negara setelah insiden tertangkapnya petugas Departemen Kelautan dan Perikanan oleh petugas Malaysia di perairan Kepulauan Riau.
Dalam pertemuan lanjutan di Nusa Dua ini, Indonesia diwakili Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Malaysia diwakili oleh Menlu Dato Sri Anifah Aman. Keduanya sepakat bahwa pertemuan lebih produktif. Dalam pertemuan itu disetujui bahwa isu yang dihadapi kedua negara akan dibahas oleh tiga kelompok kerja, yakni ekonomi; politik, keamanan, dan perbatasan; dan sosial budaya.
"Kami merasakan bahwa pertemuan berlangsung produktif dan telah menghasilkan hasil yang positif dan produktif dalam membina hubungan Indonesia dan Malaysia," kata Marty dalam pernyataan persnya, Rabu (8/12). Dalam enam bulan terakhir, kata dia, Indonesia-Malaysia telah melakukan empat kali pertemuan. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya hubungan kedua negara.
Dalam pertemuan kali ini, menurut Marty, Indonesia-Malaysia mengadakan pertemuan membahas perundingan batas laut antara kedua negara. Kedua, Menlu kedua negara juga membahas penuntasan Standar Operasional Procedure (SOP) dalam menjalankan operasi wilayah di dua negara.
Kedua Menlu juga membahas soal peningkatan kapasitas perlindungan warga negara. "Kita juga berketetapan melanjutkan untuk meningkatkan mekanisme yang sudah ada selama ini di bidang consuler notification dengan persetujuan kedua belah pihak untuk mempertimbangkan mekanisme lain sesuai dengan kepentingan dan tujuan kedua negara," katanya. Mengenai tiga pokja yang menangani isu hubungan kedua negara, Marty berharap pokja ini akan menyelesaikan tugas-tugas untuk disampaikan pada pertemuan berikutnya di Malaysia.