Selasa 30 Nov 2010 01:36 WIB
Semenanjung Korea Memanas

Kerja Sama Alutsista RI-Korsel Kemungkinan Terganggu

Asap hitam membumbung dari Pulau Yeonpyeong milik Korsel yang diserang artileri Korut
Asap hitam membumbung dari Pulau Yeonpyeong milik Korsel yang diserang artileri Korut

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Fayakhun Andriadi mengatakan, krisis perbatasan di Semenanjung Korea, dikhawatirkan berdampak pada terganggunya kerja sama pembangunan alat-alat utama sistem persenjataan RI-Korsel.

"Invasi Kores Utara dengan lusinan bom artileri ke Yeonpyeong pada Selasa (23/11) dan menyusul empat hari kemudian ke wilayah lain, hingga menewaskan dua marinir serta dua warga sipil Korea Selatan (Korsel), telah menambah tensi krisis dan menuju ambang perang terbuka dengan Korea Utara (Korut)," ujarnya di Jakarta, Senin.

Fayakhun Andriadi menambahkan, kondisi ini tidak hanya menambah kekhawatiran pihak-pihak yang selama ini terlibat dalam persoalan Korea seperti Amerika, China, Jepang dan beberapa negara Eropa, tapi juga akan berpengaruh kepada negara-negara lain, khususnya Indonesia. "Secara khusus, Korsel merupakan salah satu negara penting yang menjalin kerjasama alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dengan RI," ungkapnya.

Dikatakannya, tercatat dua kali kunjungan delegasi Pemerintah Korsel (Agustus dan Oktober lalu) menganggendakan kerja sama alutsista kedua negara. "Pada 11 Agustus 2010, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Korsel, Kim Tae-Young di Jakarta, membicarakan hubungan bilateral tentang kerjasama dalam indstri pertahanan," katanya.

Terakhir pada 25 Oktober 2010, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menerima kunjungan Kepala Staf Angkatan Darat Korsel, Jenderal Eui Don-Hwang, di Jakarta, juga membicarakan kerja sama militer dengan negeri semenanjung tersebut.

Fayakhun mengatakan, kedua pertemuan tersebut disambut baik oleh Pemerintah Indonesia juga Komisi I DPR RI, mengingat Korsel merupakan negara yang terkenal dengan kecanggihan teknologi Alutsista. "Malahan kemajuan teknologi Alutsista juga menjadi salah satu sumber kemakmuran ekonomi negara tersebut," ujarnya.

Namun, menurutnya, krisis Semenanjung Korea yang cenderung mencapai titik kulminasi di ambang perang terbuka, apalagi dengan turun tangannya militer Amerika Serikat, tentu saja membuahkan persoalan besar bagi harapan RI untuk menjalin kerjasama Alutsista.

sumber : Ant

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement