REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Destinasi wisata terbaik akan dianugerahi Indonesia Tourism Award (ITA) 2010, termasuk kepada kepala daerah serta pelaku industri pendukung pariwisata. "Penghargaan ini potensial untuk membangun industri pariwisata Indonesia agar semakin kompetitif," kata Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Sapta Nirwandar, di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, ITA 2010 merupakan gelaran serupa tahun kedua yang diharapkan menjadi momen pemberian penghargaan paling bergengsi kepada para kepala daerah baik tingkat I maupun II serta para pelaku industri pendukung pariwisata yang telah berkontribusi dalam pengembangan pariwisata Indonesia.
ITA 2010 dikerjasamakan dengan Tim Redaksi Majalah Swa.
Pihaknya berharap dengan adanya penghargaan itu maka pertumbuhan industri pariwisata akan semakin terpacu. "Jika objek wisata makin menarik dan makin beragam diiringi dengan pemberian pelayanan terbaik, maka peluang untuk mendatangkan wisatawan semakin besar," katanya.
ITA 2010 melalui sejumlah proses yakni survei di 25 kota/kabupaten yang dipilih berdasarkan besarnya anggaran yang mereka alokasikan dalam APBD dan Focus Group Discussin Tim Redaksi Majalah Swa.
Sebanyak 25 kota/kabupaten yang telah terpilih sebagai "nominee" adalah Bangka Belitung, Bukit Tinggi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut, Kabupaten Tangerang, Kota Balikpapan, Kota Bandung, Kota Batam, Kota Denpasar, Kota Makassar, Kota Malang, Kota Medan, Kota Palembang, dan Kota Samarinda.
Selain itu Kota Semarang, Kota Surabaya, Kabupaten Lombok Barat, Kota Manado, Provinsi DI Yogyakarta, Provinsi DKI Jakarta, Kota Solo, dan Kabupaten Toraja.
Kategori yang disurvei meliputi kabupaten/kota terbaik dalam layanan wisata, kota tujuan wisata favorit, objek wisata favorit, industri penunjang pariwisata terbaik yang dibagi dalam sembilan subkategori. Selain itu juga akan dipilih berdasarkan kompetisi program yaitu pemerintah provinsi yang paling berkomitmen terhadap pengembangan pariwisata.
Dalam ITA 2010, juga diberikan penghargaan khusus kepada daerah yang meski memiliki keterbatasan tetapi tetap memiliki komitmen tinggi untuk mengembangkan industri pariwisatanya.
Pemimpin Redaksi Majalah SWA, Kemal E. Gani, mengatakan, pihaknya melakukan survei selama 16 Agustus-14 Oktober 2010 dengan melibatkan 1.619 responden yang terdiri dari 1.470 wisnus dan 149 wisman. "Di tiap kota jumlah responden yang disurvei berkisar 60-90 wisatawan. Metodologi survei dilakukan dengan mengombinasikan dua model analitis yakni analisis kepuasan dan net promoter score untuk penentuan peringkat kota yang paling memuaskan dan direkomendasikan," kata Kemal.
Ia menambahkan indeks kepuasan konsumen dihitung dengan membandingkan tingkat kenyataan dan harapan konsumen di mana responden survei diminta memberikan penilaian terhadap sembilan aspek yakni kebersihan, informasi wisata, kewajaran biaya, promosi, keragaman obyek, keamanan, keunikan objek, dan keramahan.
Sementara untuk mendapatkan indeks NPS, responden diminta untuk memberikan penilaian 0-10 terhadap kota-kota yang masuk nominasi sebagai kota yang direkomendasikan. Nilai 7-10 disebut promoter, nilai 5-6 dikategorikan neutral, dan 0-4 dikategorikan detractor.
Kemudian untuk survei kategori lainnya, penentuan peringkat menggunakan metode analisis frekuensi dan top two boxes. "Survei yang dilakukan akan menghasilkan sebuah studi yang dapat digunakan sebagai masukan untuk perbaikan juga untuk mengetahui siapa saja para pemimpin daerah dan pelaku industri pariwisata yang berprestasi serta mengetahui objek wisata di Indonesia yang menjadi tujuan unggulan," kata Kemal. Penghargaan kepada para peraih ITA 2010 akan digelar pada 2 Desember 2010 di Grand Studio MetroTV Jakarta.