Kamis 25 Nov 2010 03:42 WIB

Meneg BUMN Minta Garuda Selesaikan Perpindahan Sistem TI

Menneg BUMN Mustafa Abubakar
Foto: Prayogi/Republika
Menneg BUMN Mustafa Abubakar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Negara BUMN, Mustafa Abubakar, meminta manajemen Garuda Indonesia segera menuntaskan masalah keterlambatan dan kekacauan jadwal penerbangan akibat migrasi sistem teknologi informasi sehingga masalah serupa tidak terulang. Berbicara di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Rabu sore, Meneg BUMN mengatakan ia sudah meminta manajemen Garuda menyampaikan laporan tertulis resmi mengenai masalah tersebut

Ia pun meminta penanganannya paling lambat Jumat (26/11) mendatang. "Laporan tentang kejadian gangguan sistem itu, jadi saya minta penanganan penumpang, kemudian proses imigrasi sistem harus sudah 'oke', tidak boleh tertunda dan yang ketiga investigasi kalau ada hal yang tidak boleh terjadi misalkan kelalaian, keteledoran apalagi kesengajaan terhadap sistem itu, kita minta harus ditelusuri tuntas, saya minta laporan masuk Jumat," tegasnya.

Mustafa Abubakar menjelaskan, penanganan terhadap penumpang termasuk pemberian kompensasi bagi penumpang yang mengalami keterlambatan dan juga batal terbang akibat gangguan sistem tersebut. Meski melihat ada potensi mempengaruhi rencana IPO Garuda, namun Mustafa berkeyakinan secara global peristiwa itu tidak mempengaruhi rencana IPO, terlebih Garuda dalam beberapa tahun terakhir memiliki kinerja yang semakin bagus baik dalam pelayanan maupun keuangan.

"Mudah-mudahan tidak pengaruh karena kita lihat citra Garuda semakin baik kemarin, reward banyak di dapat, kinerja keuangan membaik, mudah-mudahan kemarin tidak terlalu terpengaruh, tentu ada tapi tidak signifikan. Nanti kita lihat laporan komprehensif dan kita evaluasi sejauh mana tingkat kesalahan level mana yang harus bertanggung jawab, kita lihat nanti," tegasnya.

Ia menambahkan bahwa tidak ada kerugian akibat peristiwa tersebut namun terjadi peningkatan beban anggaran karena ada kompensasi yang harus diberikan kepada penumpang yang batal terbang.

sumber : Ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement