Rabu 24 Nov 2010 01:29 WIB

Presiden Prihatin Peningkatan Kemiskinan di Pesisir

Rep: M ihksan/ Red: Siwi Tri Puji B
Kampung nelayan Muara Angke
Foto: Edi Yusuf/Republika
Kampung nelayan Muara Angke

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui, tingkat kemiskinan masyarakat pesisir dan nelayan masih tinggi. Kehidupan nelayan tradisional sering tidak pasti karena dipengaruhi berbagai hal. Presiden pun mengaku telah berkali-kali membahas masalah ini dengan para menteri dan kepala daerah.

"Kemiskinan di wilayah pesisir, di komunitas nelayan, tergolong masih tinggi," kata Presiden ketika membuka Konferensi dan Pameran Nasional Penyelamatan Hutan Pantai dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir di Auditorium Manggala Wanabakti, Kementerian Kehutanan, Selasa (23/11).

Presiden yang pernah dibesarkan di pesisir tahu persis kondisi para nelayan. "Saya lahir dan dibesarkan di perkampungan nelayan di Pacitan, tahu persis kalau musim buruk, untuk beli satu piring nasi tiwul apalagi beras tidak mudah," katanya. Oleh karenanya, Presiden menekankan pentingnya peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Isu pembangunan, khususnya isu pengentasan kemiskinan atau peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan isu sentral. "Tidak akan berhenti kita meningkatkan pembangunan kita dan pengentasan kemiskinan, never ending goal," kata Presiden. Kemiskinan, lanjutnya, juga dialami masyarakat lain di dunia.

Menurut Presiden, 20 persen dari 6,9 miliar manusia di dunia hanya bisa menghasilkan 1 dolar per hari. Hal itu berarti sekitar 1,3 miliar manusia di dunia itu miskin. "Ini potret dunia kita, apalagi di negara berkembang, termasuk di negara kita, masih kita hadapi persoalan ini," kata Presiden menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement