Jumat 19 Nov 2010 20:37 WIB

Aburizal Bakrie: Isu Pertemuan dengan Gayus Politis

Rep: Ferry Kisihandi/ Red: Endro Yuwanto
Aburizal Bakrie
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Aburizal Bakrie

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA--Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, mengatakan, upaya menghubungkan keluarnya Gayus Holomoan Tambunan dari rumah tahanan dengan dirinya, terlihat dipolitisasi. Ia pun menduga politisasi ini terkait pemilu 2014 mendatang.

Gayus, terdakwa kasus penggelapan pajak, belum lama ini keluar dari rumah tahanan dan pergi ke Bali. Sejumlah pihak meyakini Gayus bertemu dengan Ical, panggilan akrab Aburizal Bakrie.

''Andaikata saya bukan pengusaha dan ketua umum Partai Golkar maka isu pertemuan dengan Gayus tak akan ada,'' katanya, di Singapura, Kamis (18/11).

Ical mengatakan, partai yang dipimpinnya kini memiliki kekuatan besar dan signifikan. Ia menunjuk pada hasil pemilihan kepala daerah yang dimenangkan partainya, yang mencapai 53 persen.

Kenyataan tersebut, ungkap Ical, bisa membahayakan partai lain. Ia mengibaratkan semakin tinggi pohon akan semakin kencang angin yang menerpanya. Namun, ia menegaskan akan tetap bersikap biasa saja dalam merespons tudingan pertemuannya dengan Gayus. Ia beralasan, semua tuduhan terhadap dirinya tidak benar.

''Ini hal yang tak pernah terjadi namun didorong oleh pihak tertentu jadi seakan ada,'' kata Ical menegaskan. Lalu, tambah dia, isu ini menjadi sensional dan ia menganggapnya sebagai intrik politik. Ia mengaku memang pergi ke Bali menonton pertandingan tenis bersama beberapa pemain tenis Indonesia. Bukan untuk bertemu dengan Gayus.

Menurut Ical, ia tak tahu siapa yang menyuruh Gayus untuk pergi ke Bali dan kemudian menghembuskan adanya pertemuan dengan dirinya. Padahal, kepolisian juga telah menyatakan bahwa tak ada pertemuan tersebut. Oleh karena itu, ia mendesak kepolisian membongkar tuntas siapa 'master mind' dari semua peristiwa. ''Seharusnya masalah ini segera dituntaskan,'' ujarnya.

Dalam kuliah umum yang diselenggarakan pada hari yang sama di Shangrila Hotel, bertema ''The World in Indonesia, Indonesia in the World'', muncul pula pertanyaan mengenai sejumlah kasus pajak yang dituduhkan kepada kelompok usaha Bakrie.

Menanggapi pertanyaan itu, Ical menyatakan harus hati-hati berbicara tentang hal ini. Sebab, ia tak lagi terlibat dalam kegiatan usaha sejak 2004.

Lagi pula, kasus pajak yang terkait dengan kelompok usaha Bakrie telah dimenangkan pihak perusahaan di pengadilan. Ia meminta semua pihak menghormati keputusan hukum itu. Ia mengatakan, persoalan pajak yang muncul di Indonesia akibat perbedaan persepsi antara wajib pajak dengan petugas pajak. Menyusul penerapan self assesment pajak. Wajib pajak ingin lebih rendah sedangkan petugas pajak sebaliknya.

Ical menyarankan jika terjadi persoalan terkait pajak, sebaiknya diselesaikan melalui jalur hukum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement