Kamis 18 Nov 2010 10:02 WIB

Inilah Kondisi yang Memudahkan Gayus Keluar Penjara

Rep: aby/ Red: irf
Gayus HP Tambunan
Gayus HP Tambunan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar menilai kasus keluarnya Gayus dari Rutan Brimob Kelapa Dua Depok karena lemahnya pengawasan internal pimpinan lembaga yang bersangkutan. Pasalnya, ungkap Bambang, selama ini pengawasan terhadap rutan atau lapas dilaksanakan oleh internal kesatuan. "Sehingga terjadi kompromi antara tahanan dengan petugas,"ungkap Bambang saat dihubungi Rabu (17/11).

Untuk itu, Bambang mengusulkan perlu ada pengawasan eksternal dengan membentuk komisi bidang pengawasan tahanan. Hal tersebut, ujarnya, tidak hanya perlu dilakukan di institusi kepolisian tetapi juga kejaksaan. Menurut Bambang, komisi pengawasan dapat dibentuk dengan memanfaatkan lembaga yang sudah ada seperti Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Komisi Kejaksaan.

Bambang pun mengungkap sarana dan prasarana pengobatan bagi tahanan yang perlu dilengkapi seperti dokter dan klinik kesehatan. Hal tersebut, tuturnya, diperlukan agar tahanan tidak mencari-cari alasan untuk berobat keluar dengan berpura-pura sakit.

Lebih lanjut, Bambang menilai positif soal  pertemuan antara Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo, Plt Kejaksaan Agung Darmono, Satgas Mafia Hukum Kuntoro Mangkusubroto, Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, dan Kepala PPATK Yunus Husein beberapa waktu lalu. Menurut dia, pertemuan tersebut dapat mengembalikan fungsi-fungsi lembaga penegak hukum agar sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Dia menambahkan, jika wacana  penghapusan dan pengembalian rutan agar kembali berada di bawah Kemenkumham  perlu ada kejelasan soal anggaran, sarana, dan penjagaan supaya tidak tumpang tindih.

Kabareskrim Polri, Komjen Pol Ito Sumardi, menjelaskan pihaknya masih menyelidiki apakah memang benar ada otak di balik kepergian Gayus ke Bali. Pihaknya mengaku masih menggali informasi dari anggota Polri yang terlibat, dari Gayus dan saksi-saksi lain yang terkait. "Jangan hanya berdasarkan asumsi. Ini kira-kira ada otaknya. Kalau memang ada informasinya silahkan berikan ke kita," ujar Ito, Rabu (17/11).

Jendral berbintang tiga tersebut pun mengaku sudah mempunyai bukti-bukti terkait dengan kepergian Gayus yang bisa dijadikan petunjuk. "Dengan pesawat apa, pakai apa. Itu kan untuk konsumsi di peradilan nanti," ujarnya. Meski demikian, Ito menyatakan tidak dapat mengungkapkan hal tersebut karena masih dalam penyidikan. Menurutnya, polisi baru akan membuka tabir di balik kepergian Gayus saat sidang di pengadilan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement