Kamis 18 Nov 2010 01:55 WIB

Pemkot Yogyakarta Bangun Titik Pantau Antisipasi Banjir Lahar Dingin

Rep: Agung Budiono/ Red: Budi Raharjo
Kali Code mengalami sedimentasi akibat lahar gunung Merapi
Kali Code mengalami sedimentasi akibat lahar gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID,YOYAKARTA--Lahar dingin akibat letusan Gunung Merapi yang mengalir melalui Kali Code mengakibatkan pendangkalan setinggi satu meter di kali tersebut. Untuk mengantisipasi ancaman banjir lahar dingin  Pemerintah Kota Yogyakarta akan membangun sejumlah titik pantau di sebelah utara kali Code yang berada di Kabupaten Sleman.

Wakil Walikota Yogyakarta, Hariyadi Suyudi, akan menggunakan titik pantau tepatnya di jembatan merah di Sleman yang terhubung melalui komunikasi radio frekuensi. "Titik pantau tersebut nantinya menginformasikan situasi dan kondisi yang sedang terjadi di sekitar sungai Code bagian utara dari ancaman lahar dingin Gunung Merapi yang saat ini masih meningkat aktifitasnya," katanya kepada wartawan di Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi Selasa, (16/11).

Disebutkannya, Titik di utara akan memberikan informasi kepada titik pantau yang berada di kota Yogyakarta.

Diungkapkannya, ancaman banjir lahar dingin di Kali Code biasanya terjadi satu jam setelah hujan di puncak Merapi atau sekitar satu jam setelah lahar dingin mencapai Kali Boyong. "Karena aliran dari Kali Boyong akan mengalir ke Kali Code," tuturnya.

Hariyadi menjelaskan, titik pantau di utara diberi nama pos kartika dan di kota Yogyakarta sendiri di beri nama pos induk. "Keadaan di wilayah utara akan terpantau secara //realtime// oleh titik pantau yang berada di kota Yogyakarta dan juga tersambung langsung oleh delapan camat," ulasnya.

Disebutkannya, Kali Code merupakan salah satu sungai yang melintas di kota Yogyakarta dan berhulu di Merapi sungai Boyong. Kali Code melintasi 8 kecamatan, 14 kelurahan dan 66 RW. "Jumlah penduduk yang berada dibantaran sungai sebanyak 13 ribu orang," ungkapnya. Menurutnya, apabila diwilayah hulu Kali Code terjadi hujan yang sangat tinggi intensitasnya, dikhawatirkan aliran ini akan mengalir tumpukan pasir, lumpur, batu dan kayu yang terseret air.

Untuk mengantisipasi hal itu, sambung dia, pihaknya bersama masyarakat akan menggunakan kearifan lokal menghadapi lahar dingin. "Dimana masyarakat sudah siap untuk menunjukkan kepada warganya untuk berkumpul dititik-titik yang sudah ditentukan dalam jalur evakuasi," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement